Monday 2 June 2014

Amazing Banyuwangi - Air Terjun Lider


Lupakan pergi ke sana jika anda membayangkan ini adalah wisata yang mudah, dan saya tidak menyarankan anda mengunjunginya saat musim hujan. Air terjun Lider merupakan salah satu wisata paling menantang di Banyuwangi. Air terjun setinggi 80 m ini berada di Blok Lider, lereng timur Gunung Raung, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon.
Saran saya, siapkan fisik anda dan jangan lupa membawa air minum selama perjalanan. Anda akan disambut dengan jalan berbatu runcing sejauh kurang lebih 7 km yang cukup membuat frustrasi. Jalurnya naik turun dan sepanjang jalan anda akan selalu menemui perkebunan, mulai perkebunan cengkeh, kopi, dan tebu, bahkan hutan pinus. Jika anda berniat jalan kaki tidak masalah, namun pastikan fisik anda cukup kuat untuk jalur berikutnya menuju air terjun. Jika anda berniat untuk berkendara hingga menuju sungainya, saran saya, siapkan kendaraan off road. Anda bisa menggunakan kendaraan biasa, termasuk sepeda motor, namun pastikan kendaraan tersebut cukup kuat. Saya tidak menyarankan anda menggunakan kendaraan matic kecuali anda ingin dibuat repot. Jika anda bingung dengan jalurnya, anda bisa bertanya kepada penduduk yang kebetulan anda temui.
Sebenarnya di beberapa spot, saya sempat melihat tatanan batuan di tepi jalan yang mengindikasikan bahwa jalanan batu tersebut akan perbaiki. Jika benar demikian, maka anda patut bersyukur, karena akses menuju sungai tidak akan sesulit saat ini.
Setelah melalui jalanan berbatu yang membuat saya geleng-geleng, saya menitipkan kendaraan saya di Desa Bejong. Dari sini, saya masih harus berjalan kaki beberapa kilometer (tergantung jalur yang anda pilih) melewati Kebun tebu dan kopi. Selanjutnya, saya akan sampai di penghujung tebing yang di bawahnya mengalir sungai. Di sini kadang akan ditemui orang yang berkemah.
Perkebunan cengkeh yang menghiasi sepanjang jalanan berbatu
Jalanan berbatu menanjak di antara kebun tebu





Jalanan menanjak di perkebunan kopi
Selanjutnya, siap-siap untuk track yang cukup berbahaya. Saya harus benar-benar berhati-hati. Saya menuruni tebing yang curam menuju sungai. Track yang disajikan cukup berbahaya dan menguras energi dan mental, kecuali anda cukup terbiasa dengan track ekstrim. Udara cukup lembab dan jalur di tebing cukup basah, jadi harap berhati-hati karena jalur menjadi licin. Selain itu, anda juga harus berhati-hati dengan tumbuhan Lateng, yaitu tumbuhan yang memiliki daun dengan bulu halus yang apabila mengenai kulit akan memberikan sensasi gatal pedih seperti tertusuk. Rasa ini akan berlangsung cukup lama dan mengganggu perasaan anda. Jadi, memakai lengan panjang dan celana cukup disarankan.
Apabila anda ragu atau merasa tidak sanggup atau bahkan tidak menemukan jalur di jalur tebing ini, anda bisa melewati arus sungai. Namun, melewati sungai ini jangan dianggap mudah. Air yang sangat dingin akan membuat tulang anda cukup ngilu. Arus sungai yang sangat deras harus membuat anda berhati-hati dalam memilih jalur karena anda bisa terseret arus. Batuan yang licin dan tajam semakin memberikan cobaan dan mempersulit jalur. Selain itu, pijakan dalam sungai juga tidak bisa diprediksi. Kaki saya pun sempat terhantam batu yang licin dan tajam. Sakitnya masih terasa hingga satu minggu lamanya.
Hal penting lainnya yang perlu diingat adalah jangan sesumbar, karena mitos yang beredar di sini, apabila ada orang yang sesumbar maka akan mudah untuk tersesat.




curamnya tebing sungai
















Destinasi perjalanan tebing – sungai ini adalah air terjun setinggi 80 m yang sangat eksotis. Setelah tenaga terkuras, kepuasan dalam hati saya membuncah tatkala mendengar dan melihat deburan air terjun yang luar biasa. Lelah fisik terbayar sudah melihat keindahan air terjun dan tebingnya yang bertekstur Indah.
Keinginan untuk mendekat ke air terjun sudah tidak bisa saya tahan. Saya sudah siap untuk basah kuyup karena deburan water jet dari air terjun yang jatuh membentuk semprotan air yang deras. Hal lain yang tidak saya duga adalah keberadaan pacet / lintah yang cukup banyak di area ini. Jadi hati-hati, atau pembonceng ini akan menikmati darah anda selama perjalan pulang.















Setelah cukup menikmati pemandangan yang memuaskan, saatnya pulang kembali melewati jalur yang melelahkan seperti awal perjalanan. Jalur pulang ini terasa lebih sulit karena tenaga saya sudah banyak terkuras. Selain itu, saya juga harus banyak menanjak tebing yang membuat saya semakin lelah. Rasa lelah yang amat sangat terbayar dengan seonggok singkong bakar pemberian kenalan saya di perjalanan. Saat itu rasanya seperti makanan paling enak sedunia.
Menikmati singkong bakar terbaik
Pejuang sesungguhnya ;)
Pasangan yang memilih tempat yang salah untuk honeymoon

Kru tim
Anggota tim dan anggota tambahan


2 comments:

  1. Hard and Long Journey but it worth to try, you'll get a lifetime experience.

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.