Lupakan pergi ke sana jika anda
membayangkan ini adalah wisata yang mudah, dan saya tidak menyarankan anda
mengunjunginya saat musim hujan. Air terjun Lider merupakan salah satu wisata
paling menantang di Banyuwangi. Air terjun setinggi 80 m ini berada di Blok
Lider, lereng timur Gunung Raung, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon.
Saran saya, siapkan fisik anda dan
jangan lupa membawa air minum selama perjalanan. Anda akan disambut dengan
jalan berbatu runcing sejauh kurang lebih 7 km yang cukup membuat frustrasi.
Jalurnya naik turun dan sepanjang jalan anda akan selalu menemui perkebunan,
mulai perkebunan cengkeh, kopi, dan tebu, bahkan hutan pinus. Jika anda berniat
jalan kaki tidak masalah, namun pastikan fisik anda cukup kuat untuk jalur
berikutnya menuju air terjun. Jika anda berniat untuk berkendara hingga menuju
sungainya, saran saya, siapkan kendaraan off road. Anda bisa menggunakan kendaraan
biasa, termasuk sepeda motor, namun pastikan kendaraan tersebut cukup kuat. Saya
tidak menyarankan anda menggunakan kendaraan matic kecuali anda ingin dibuat
repot. Jika anda bingung dengan jalurnya, anda bisa bertanya kepada penduduk
yang kebetulan anda temui.
Sebenarnya di beberapa spot, saya
sempat melihat tatanan batuan di tepi jalan yang mengindikasikan bahwa jalanan
batu tersebut akan perbaiki. Jika benar demikian, maka anda patut bersyukur,
karena akses menuju sungai tidak akan sesulit saat ini.
Setelah melalui jalanan berbatu yang
membuat saya geleng-geleng, saya menitipkan kendaraan saya di Desa Bejong. Dari
sini, saya masih harus berjalan kaki beberapa kilometer (tergantung jalur yang
anda pilih) melewati Kebun tebu dan kopi. Selanjutnya, saya akan sampai di
penghujung tebing yang di bawahnya mengalir sungai. Di sini kadang akan ditemui
orang yang berkemah.
![]() |
Perkebunan cengkeh yang menghiasi sepanjang jalanan berbatu |
![]() |
Jalanan berbatu menanjak di antara kebun tebu |
![]() |
Jalanan menanjak di perkebunan kopi |
Selanjutnya, siap-siap untuk track
yang cukup berbahaya. Saya harus benar-benar berhati-hati. Saya menuruni tebing
yang curam menuju sungai. Track yang disajikan cukup berbahaya dan menguras energi
dan mental, kecuali anda cukup terbiasa dengan track ekstrim. Udara cukup
lembab dan jalur di tebing cukup basah, jadi harap berhati-hati karena jalur menjadi
licin. Selain itu, anda juga harus berhati-hati dengan tumbuhan Lateng, yaitu
tumbuhan yang memiliki daun dengan bulu halus yang apabila mengenai kulit akan
memberikan sensasi gatal pedih seperti tertusuk. Rasa ini akan berlangsung
cukup lama dan mengganggu perasaan anda. Jadi, memakai lengan panjang dan
celana cukup disarankan.
Apabila anda ragu atau merasa tidak
sanggup atau bahkan tidak menemukan jalur di jalur tebing ini, anda bisa
melewati arus sungai. Namun, melewati sungai ini jangan dianggap mudah. Air
yang sangat dingin akan membuat tulang anda cukup ngilu. Arus sungai yang
sangat deras harus membuat anda berhati-hati dalam memilih jalur karena anda
bisa terseret arus. Batuan yang licin dan tajam semakin memberikan cobaan dan
mempersulit jalur. Selain itu, pijakan dalam sungai juga tidak bisa diprediksi.
Kaki saya pun sempat terhantam batu yang licin dan tajam. Sakitnya masih terasa
hingga satu minggu lamanya.
Hal penting lainnya yang perlu
diingat adalah jangan sesumbar, karena mitos yang beredar di sini, apabila ada
orang yang sesumbar maka akan mudah untuk tersesat.
![]() |
curamnya tebing sungai |
Destinasi perjalanan tebing – sungai
ini adalah air terjun setinggi 80 m yang sangat eksotis. Setelah tenaga
terkuras, kepuasan dalam hati saya membuncah tatkala mendengar dan melihat
deburan air terjun yang luar biasa. Lelah fisik terbayar sudah melihat
keindahan air terjun dan tebingnya yang bertekstur Indah.
Keinginan untuk mendekat ke air
terjun sudah tidak bisa saya tahan. Saya sudah siap untuk basah kuyup karena
deburan water jet dari air terjun yang jatuh membentuk semprotan air yang
deras. Hal lain yang tidak saya duga adalah keberadaan pacet / lintah yang
cukup banyak di area ini. Jadi hati-hati, atau pembonceng ini akan menikmati
darah anda selama perjalan pulang.
Setelah cukup menikmati pemandangan
yang memuaskan, saatnya pulang kembali melewati jalur yang melelahkan seperti
awal perjalanan. Jalur pulang ini terasa lebih sulit karena tenaga saya sudah
banyak terkuras. Selain itu, saya juga harus banyak menanjak tebing yang
membuat saya semakin lelah. Rasa lelah yang amat sangat terbayar dengan
seonggok singkong bakar pemberian kenalan saya di perjalanan. Saat itu rasanya seperti
makanan paling enak sedunia.
![]() |
Menikmati singkong bakar terbaik |
![]() |
Pejuang sesungguhnya ;) |
![]() |
Pasangan yang memilih tempat yang salah untuk honeymoon |
![]() |
Kru tim |
![]() |
Anggota tim dan anggota tambahan |
Hard and Long Journey but it worth to try, you'll get a lifetime experience.
ReplyDeletelet's repeat!!! hahahaha
ReplyDelete