Ceritanya, pas buka gmail, ternyata masih ada yang like blogku di wordpress jaman baheula.... wah terharu, secara sudah lamaaaaaaaaa bwanget kutinggalkan, udah lupa lagi passwordnya, dan udah punya yang baru di blogger... maafin aku my fantasticrab. Kubuka-buka ternyata dulu aku sempat nulis banyak banget... ngakak sendiri waktu baca-baca beberpa posting jaman dulu, hmm... ternyata bahasaku lebay banget, sampai malu sendiri.... so pada di copas aja dan dihapus vocabulary lebay alaynya biar si My perceptionku ini tambah rame ^____^
 |
Pak Tom Wes Tuwo |
Alasan aku memilih Film2 Tom Hanks untuk dibahas dalam blogku adalah
aku mengagumi makna pesan dari hampir sebagian besar filmnya, dan film-filmnya rata-rata bisa menyentuh hatiku. Tom Hanks sendiri lahir pada 9 Juli 1956. Hmmm… deketan sama bulan kelahiran Syauqi…
Sebagai aktor watak, film-film yang dibintanginya mempunyai makna yang dalam dan mampu menghanyutkan penonton. Sebutlah The Green Mile, Cast away, Saving Private Ryan, The Da Vinci Code, Angel and Demon, Forrest Gump, The Terminal, Sleepless in Seattle de el el. Buat dua film teratas aku acungi jempol empat (pake jempol kaki). Yang kusebutin terakhir tuh Sleepless in Seattle sukaaaa bangett, so romantic :)
The Green Mile adalah film yang menguras air mataku dan Cast Away adalah film yang membuat aku tersadar betapa pentingnya arti perjuangan sesulit apapun yang terjadi. Buat Saving Private Ryan memang banyak yang suka, tapi aku pribadi kurang tersentuh. Satu poin istimewa dari film Saving Private Ryan adalah
nasehat yang tersirat dari film tersebut. Di mana untuk memperjuangkan
hidup seseorang (Ryan) Tom Hanks dan kawan-kawannya harus gugur. Buat Forrest Gump, film
jadul satu ini banyak juga yang suka, tapi lagi lagi aku pribadi kurang
suka, filmnya menurutku kurang menggigit. Tapi pesan yang disampaikan
bolehlah…. Buat The Terminal lumayan bagus. Andai saja bagian
film yang tidak masuk akal (seperti pekerjaan yang diperoleh Tom Hanks
secara mendadak sebagai kontraktor dan pembangunan air mancur mini dalam
bandara) ditiadakan, pasti aku kasi jempol juga. But sorry for Da Vinci Code dan Angel and Demon, karena menurutku mending baca novelnya aja, jauh lebih seru...

The Green Mile memberikan pesan bahwa sifat seseorang tidak
bisa dinilai dari penampilannya. Dalam film yang berdurasi kurang lebih 3
jam (kalo ga salah) The Green Mile benar-benar mampu menghanyutkan penontonnya (aku maksudnya).
Dalam film tersebut Tom Hanks berperan sebagai Paul Edgecomb yang
bekerja sebagai kepala penjaga di penjara Coal Mountain Lousiana pada
tahun 1935. Di situ Tom Hanks diceritakan sebagai kepala penjaga yang
baik dan hormat kepada para napi. Hingga suatu hari datanglah seorang
penjahat besar yang dituduh atas kasus kejahatan seksual terhadap anak
kecil, John Coffey, yang diperankan dengan sangat baik oleh Michael
Clarke Duncan (pernah main di Armageddon). John ini
berkulit hitam dengan wajah sadis dan tubuh besar. Awalnya orang akan
menyangka bahwa dia benar-benar seorang penjahat yang keji, namun
percayalah dia bahkan orang yang hatinya lebih lembut dari hatiku …
 |
John Coffey waktu baru tiba, penampilannya memang seolah-olah seperti reputasinya |
John ini ternyata sangat menderita. Apa pasal? Ternyata dia mempunyai
kekuatan ajaib untuk menyerap kesedihan dan penyakit orang. Sehingga
orang yang disembuhkannya bisa kembali bebas dari rasa sakit atau
deritanya. Namun, hal itu berarti John menanggung semua kesedihan
dan kesakitan orang-orang yang disembuhkannya. Kasihan John…
Dalam tawanan tersebut, timbullah jalinan persahabatan yang dekat
antara John dengan Paul. Akan tetapi, bagaimanapun pada akhirnya John
harus dieksekusi mati di kursi listrik. Eksekusi tersebut sangat
mengerikan, bagi yang mengalami dan juga bagi yang melihatnya. Seseorang
yang sebelumnya diikat erat dengan pengunci besi di kursi, akan
dibasahi kepalanya dengan kain, lalu kepalanya akan dipasang alat yang
agak mirip helm besi. Selanjutnya dia akan disetrum hingga mati.
Pada malam hari sebelum hari eksekusi tiba, merupakan saat yang
sangat mengharukan. Pada saat itu, Paul bertanya pada John, “John, apa
hal terakhir yang kau inginkan?”. John menjawab “Paul, aku belum pernah
menonton film”. Saat itulah Paul memutarkan film untuk John yang juga
ditonton oleh para napi yang lain. Saat itu aku sudah nangis. Bagaimana
tidak, ekspresi John saat mengucapkannya benar-benar menyedihkan dengan
mata sayu. Secara wajahnya Clarke Duncan emang melas gitu...
 |
Ekspressi John saat pertama kali menonton film menjelang eksekusi mati |
Keesokan harinya saat hari eksekusi tiba, Paul memimpin pelaksanaan
eksekusi terhadap sahabatnya sendiri, John. Terlihat sekali dia nyaris
tidak sanggup melakukannya. Namun akhirnya eksekusi pun dilaksanakan.
Plot film kemudian maju begitu jauh, menceritakan saat Paul berumur
108 tahun dan masih segar bugar. Ternyata, Paul seolah-olah dihukum oleh
Tuhan karena mempunyai andil atas kematian John yang notabene orang
yang dikasihi Tuhan. Paul diberi umur yang sangat panjang agar dia
menyaksikan kematian orang-orang yang dicintainya (istri, anak, dsb).
Anyway, The Green Mile, meskipun jadul abis, tapi selalu terkenang di hati :)
Selanjutnya The Cast Away, Speechless kalo ngomongin film yang satu ini. (menurutku) top banget, yaaa walaupun endingnya itu, ga enak banget dan ga memuaskan hati....
Inti ceritanya adalah Chuck Noland (Tom Hanks) dari Memphis adalah
karyawan FedEx (tukang antar barang express). Dia punya kekasih bernama
Kelly. Pada saat malam natal, si Chuck harus meninggalkan kekasihnya
demi pekerjaan, tetapi dia berjanji tahun baru dia sudah pulang. Sebelum
Chuck pergi, Kelly memberi hadiah liontin yang di dalamnya terdapat
foto Kelly.
Akhirnya berangkatlah Chuck dengan mengendarai pesawat bersama
rekan-rekannya melintasi lautan Pasifik. Rupanya cuaca sedang buruk.
Alhasil, pesawat yang ditumpangi Chuck mengalami kecelakaan dan karam di
sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Seluruh penumpang pesawat kecuali
Chuck tewas. Chuck menghadapi kenyataan bahwa dirinya berada di Pulau
terpencil sendirian.
Menghadapi hal seperti itu, sungguh ironis. Dia hidup di sebuah tempat
yang tidak dihuni manusia dan penuh hutan. Chuck sempat shock beberapa
saat menyadari hal itu.
Tapi dia segera bangkit. Dia melihat barang-barang kiriman FedEx yang
masih tersisa dari bangkai pesawat. Dia bergegas memilih barang-barang
yang bisa digunakan untuk bertahan hidup. Chuck memakai kardus kemasan
untuk selimut dan rumah sederhana yang memberinya kehangatan di malam
hari. Selain itu dia mencoba membuat api dengan menggesek-gesek kayu.
Hal itu benar-benar cobaan bagi Chuck, karena membuat api dengan cara
manual ternyata tidaklah mudah. Chuck harus menggesek-gesekkan kayu
hingga tangannya luka dan berdarah. Chuck mulai putus asa, dia merasa
kesal dan marah karena usahanya membuat api malah berujung pada luka di
tangannya. Akhirnya dia melampiaskan kekesalannya dengan cara memukulkan
tangnnya yang bedarah ke sebuah bola voli (salah satu barang FedEx yang
akan dikirimkan). Beberapa saat kemudian, Chuck memperhatikan bola voli
yang dia pukul dan menyadari bahwa bekas noda darahnya di bola voli
bisa bermanfaat. Chuck akhirnya membentuk wajah manusia dari bercak
darah yang ada pada bola voli tersebut. Bola itulah yang akhirnya
menjadi teman bicara Chuck selama terdampar. Chuck menamainya Wilson.

Wilson ternyata sangat berguna dalam membantu Chuck untuk tetap waras
dan bertahan hidup. Pada akhirnya Chuck berhasil membuat api, dan dia
sangat kegirangan dengan hal itu. Selanjutnya dia juga berhasil mencari
sumber air minum dari buah kelapa. Dia juga memanfaatkan pisau di bagian
bawah sepatu skater sebagai pisau untuk bertahan hidup. Foto Kelly
dalam liontin dan Wilson merupakan penyemangatnya untuk survive.
Salah satu adegan yang cukup menarik adalah, saat Chuck mengalami sakit
gigi dan dia tidak punya alat atau obat untuk meringankan sakitnya.
Akhirnya
Chuck memutuskan untuk mencabut gigi yang sakit tersebut. Tapi
masalahnya, gigi tersebut adalah gigi geraham yang kuat dan besar,
bagaimana mungkin sanggup mencabutnya??? Tapi Chuck tetap nekad. Dia
menempelkan ujung tajam pisau dari sepatu skatter, dan bersiap untuk
memukul ujung pisau lainnya dengan batu yang dia gunakan untuk mendorong
gigi yang sakit! Dia mencoba memukul pelan awalnya, dan
seperti yang diprediksi sebelumnya, sakiiiiit!!! Ngeliatnya ngilu banget... Udah kepalang basah,
Chuck tetap memutuskan untuk mencabutnya. Pada aksi berikutnya, dia
mengambil ancang-ancang untuk memukul ujung pisau dengan batu dengan
pukulan yang keras. Terdengar suara ketakutan sekaligus kenekadan dari
suara Chuck. Akhirnya “Dugg!!!!” yang diikuti teriakan Chuck,
“Aaargggghhh…!!!!”, terlihat gigi yang terbang dengan darah muncrat dan
Chuck pun pingsan…
Setelah 4 tahun lamanya, Chuck sudah mempunyai “database” tentang
ombak. Dengan database tersebut Chuck berencana untuk membebaskan diri
dari pulau tersebut. Dia berusaha membuat perahu yang dia rakit dari
kayu-kayu di hutan (dalam film ditunjukin kayaknya si Chuck penyumbang
kegundulan hutan terbesar di pulau itu).
 |
Si Tom jadi kurus |
Awal percobaan melepaskan diri dari pulau gagal karena peahunya gagal
melewati ombak besar. Perahunya hancur. Percobaan kedua dengan tak lupa
mengajak Wilson “sang sahabat setia” dia berhasil melewati ombak besar
yang akhirnya membuat dia mendapat posisi nyaman di lautan. Namun, badai
belum berakhir, cuaca buruk menerpa Chuck dan Wilson yang berada di
atas perahu sampan sederhana, mirip milik orang purba. Suatu pagi yang
cerah, entah karena kelelahan atau apa, Chuck ketiduran. Sebuah ombak
besar datang dan menerpa tiba-tiba. Wilson terlempar dari perahu. Chuck
yang tahu akan hal itu kaget dan berusaha meraih Wilson. Wilson semakin
menjauh, namun Chuck tidak menyerah. Dia tidak mau kehilangan
“sahabatnya”. Apa daya, pada suatu titik, akhirnya Chuck harus memilih,
memilih Wilson yang semakin jauh dari perahunya dengan resiko kehilangan
perahunya, atau kembali ke perahunya dengan resiko kehilangan Wilson.
Akhirnya, otak Chuck yang masih waras memilih untuk meninggalkan Wilson
dan kembali ke perahunya. Chuck menangis semalaman karena kehilangan
Wilson. Dia menangis semalaman hingga kecapean….
Keesokan harinya yang cerah, Chuck merasakan semburan air dari ikan
paus yang membuatnya terbangun. Saat Chuck membuka mata, dia melihat ada
kapal besar. Chuck merasakan harapan. Akhirnya Chuck tertolong dan
dapat kembali ke Memphis…
Setibanya di Memphis, Chuck sudah tidak sabar untuk bertemu dengan
Kelly. Plot film segera mengarah ke rumah Kelly dan menggambarkan Kelly
yang sedang menerima telepon dan tiba-tiba pingsan. Rupanya Kelly kaget
bukan main mendengar kabar bahwa Chuck masih hidup dan kembali, karena
saat ini dia sudah menikah dengan orang lain dan sudah memiliki seorang
anak.
Saat bertemu dengan Chuck, Kelly tergoda untuk kembali bersama Chuck.
Namun Chuck yang telah memahami apa yang terjadi dengan Kelly,
merelakan Kelly dan malah menyuruh Kelly untuk kembali ke keluarganya.
Ending yang mengecewakan adalah, saat Chuck sudah kembali ternyata keluarganya sudah pindah, sehingga Chuck sendirian juga....
Chuck menyadari bahwa meskipun perjuangan beratnya pada akhirnya
tidak berakhir seperti yang diharapkan, namun dia tetap mempeoleh “upah”
dari kerja kerasnya itu berupa kebebasan menuju peradaban hidupnya yang
dulu. Dalam perjuangan yang berat, pasti ada pengorbanan, seperti
kehilangan Wilson. but , Life Must Go On….so…. sama juga buatku, meskipun hari-hariku tanpa Syauqi, Life must go on .....