![]() |
Moist lembut lezat dan harum |
Setelah kegagalan mengutak atik resep chiffon pisang kemarin
yang bisa dilihat di sini, saya akhirnya mereview kembali beberapa poin yang
kemungkinan merupakan kesalahan saat praktek chiffon pisang yang pertama alias
versi gagal.
Setelah memodif bahan-bahan dan melakukan perlakuan dengan
hati-hati dan sepenuh hati, akhirnya…. Kue chiffon pisang jadi juga…. Hasilnya…
waww… di luar dugaan, lembyuuuut banget, gurihnya nendang dan moist….. hmmmm…. Sukses
besar….
Bahan A:
3 butir
kuning telur
½ sdt Baking
powder double acting
40 gr pisang
ambon yang matang banget, lumat dengan garpu
30 ml minyak
sayur / goreng
60 gr terigu
protein sedang
½ sdt bumbu
spikulas
60 ml santan
instan
Bahan B:
3 butir
putih telur
½ sdt garam
halus
90 gr gula
palem
Cara:
1. Pastikan
peralatan untuk mengocok kering dan bebas minyak, bersih kesat
2. Siapkan
cetakan chiffon / tulban, dan alasi dasarnya dengan kertas roti, jangan diolesi
dengan minyak / margarin. Masukkan dalam oven agar suhunya tidak dingin
sehingga siap menerima kue.
3. Campur
semua bahan A
4. Siapkan
putih telur dan beri garam
5. Kocok
dengan mixer kecepatan tinggi hingga berbusa
6. Masukkan
gula palem dalam 3 tahap, sambil dikocok dengan kecepatan tinggi hingga kaku
tapi tidak terlalu kaku, ingat seperti jambul rambut. Jika terlalu kaku maka
kue bisa retak (seperti pengalaman sebelumnya). Mengocoknya tidak lama, yang
penting sudah kokoh. Jika gagang mixer diangkat, maka putih telur tidak akan
goyah, atau bentuknya tetap, itu artinya sudah cukup. Selain itu jika kelamaan
mengocok maka busa seolah seperti terpisah-pisah dan akan susah mencampur
dengan adonan kue sehingga berpotensi membentuk rongga dalam kue.
7. Masukkan
kocokan putih telur secara bertahap (biasanya 3 tahap) ke dalam campuran bahan
A sambil diaduk dengan metode aduk balik dengan menggunakan spatula. Spatula
karet berukuran besar akan mempermudah proses ini. Aduk hingga tercampur dengan
baik. Jika tidak tercampur dengan baik maka akan terbentuk rongga dalam kue.
Jangan terlalu lama mengaduknya karena kue bisa kempis.
8. Keluarkan
Loyang dari oven.
9. Masukkan
adonan ke dalam Loyang yang baru dikeluarkan dari adonan.
10.
Normalnya, adonan yang baru dimasukkan ke Loyang tidak akan rata permukaannya.
Untuk itu goyang-goyang sebentar Loyang untuk meratakan permukaan adonan di
dalam Loyang. Jangan lama-lama menggoyangnya.
11. Masukkan
ke dalam oven dan jaga agar api tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika api terlalu besar maka kue akan retak dan jika terlalu kecil maka kue
tidak akan mengembang dengan baik.
12. Oven
jangan sering dibuka-buka, apalagi 15 menit pertama atau pas kue lagi seru-serunya
mengembang. Jika akan mengecek, lakukan saat kue sudah stabil, biasanya
ditandai warna lebih gelap dan tidak terjadi pengembangan adonan. Permukaan kue
bisa ditekan pelan, jika terasa seperti busa (kresss) tandanya kue belum
matang, tapi jika kue membal saat ditekan / memantul, berarti kue telah matang.
Pengecekan bisa juga dilakukan dengan menusukkan lidi, jika tidak ada adonan
terikut berarti adonan telah matang.
13. Jika
adonan telah matang, segera keluarkan dari oven dan segera balik agar permukaan
kue tidak menyusut / keriput. Kue yang dibalik bagian bawahnya harus terkena
udara luar / ambience agar tidak berkeringat sehingga basah. Umumnya lubang Loyang
disangga dengan botol kaca, atau apabila Loyang dilengkapi dengan kaki, maka
bisa langsung diletakkan di meja. Biarkan dingin.
14.
Keluarkan dari cetakan dengan cara dikerik bagian tepinya dengan pisau yang
tajam dengan hati-hati agar bagian tepi kue tidak tersayat.
15. Siap
dieksekusi.
Selamat
mencoba.