![]() |
Kue Chiffon Super Lembuuuttt |
Perjalanan panjang! Itulah gambaran singkat dalam percobaan
saya menaklukkan Chiffon cake. Dahulu, sebelum saya jatuh cinta dengan dunia “baking”,
saya adalah salah satu konsumen setia chiffon cake. Namun, tidak semua chiffon
cake yang saya rasakan menjadi favorit saya. Apabila kebetulan saya mencicipi
chiffon cake yang kurang moist / lembut, saya akan berjuang dalam menghabiskan
sepotong chiffon cake. Namun, tatkala menemukan chiffon cake yang lembuuut,
saya pasti akan mencari sepotong lagi.
Bicara tentang Kue Chiffon, kue ini adalah kue ketiga yang
saya praktekkan pada saat saya mulai belajar dunia baking pertama kali
(tepatnya Bulan Mei 2012). Saya benar-benar buta tentang bagaimanakah mengocok
telur ala chiffon cake yang benar. Alhasil, kue Chiffon pertama yang saya
hasilkan adalah Kue Bolu Bantat hehehe. Dengan mengorbankan puluhan telur dan
browsing sana sini, saya mengalami Chiffon yang bantat, Chiffon yang kasar,
Chiffon yang pecah, Chiffon yang gosong, dan serentetan kegagalan lainnya.
Akhirnya, suatu ketika saya berhasil membuat “Kue Chiffon Berhasil” saya yang
pertama. Jujur saya sangat terharu kala mengeluarkannya dari oven (lebay dot
com).
Aniway busway, begitu banyak suhu-suhu baking di luar sana
yang sangat expert dalam hal Chiffon Cake. Di sini, saya hanya sharing hasil
browsing dan belajar saya kepada suhu-suhu tersebut yang sangat terkenal di
dunia maya dalam hal perbakingan. Semuanya ini murni dari pengalaman trial dan
error saya mulak mulek di dapur saya yang kecil mungil.
Resep Chiffon ini saya dapat dari salah satu keluarga saya,
dengan metode pembuatan hasil dari browsing sana-sini. Hasilnya, kue chiffon
yang sangat lembuuuuut sekali dan pastinya lezaaat…
Kue Chiffon
Classic
Bahan I :
-
9 butir kuning telur
-
100 gr gula pasir
-
1 sdt vanilla pasta / bubuk
-
5 sdm minyak sayur (25 gr)
-
100 gr tepung terigu protein sedang
Bahan II :
-
9 butir putih telur
-
100 gr gula pasir
Bahan III (optional)
:
-
Pasta mocca / rasa lainnya sesuai selera
Cara
Membuat :
1. Siapkan Loyang
chiffon diameter 28 atau 30 cm (Loyang Chiffon yang cukup besar dapat membantu
mengurangi resiko Chiffon pecah di permukaan. Paling aman isi Loyang dengan
adonan hingga sekitar ¾ tinggi loyang). Alasi dengan kertas roti. Jangan
mengoles Loyang dengan lemak / margarine karena dapat menyebabkan kue
berpinggang.
Jika
anda mempunyai dua buah mixer (minimal satu buah standing mixer), anda dapat
mengerjakan pengocokan Bahan I dan II secara parallel. Namun jika anda seperti
saya, yang hanya memiliki satu buah mixer, pengocokan dapat dilakukan dengan
mengerjakan Bahan I terlebih dahulu.
Bahan
I :
2. Kocok
kuning telur, gula pasir, vanilla pasta dengan mixer hingga kental dan pucat.
3. Lalu
masukkan tepung terigu dan kocok sebentar dengan mixer kecepatan rendah hingga
rata.
4. Masukkan
minyak sayur dan aduk dengan teknik aduk balik hingga rata. Pengadukan yang
kurang rata akan menyebabkan kue berongga. Untuk mempermudah pengadukan,
gunakan spatula karet, ukuran spatula yang besar akan lebih memudahkan.
5. Biarkan
adonan. Bersihkan pengocok mixer hingga benar-benar bersih dan tidak
terkontaminasi lemak, lalu keringkan dengan kain / tissue hingga benar-benar
kering. Jangan sampai terkena minyak / lemak / air karena akan mempengaruhi
pengocokan putih telur.
Bahan
II :
6. Siapkan
putih telur yang akan dikocok, tambahkan garam. Dalam pemisahan putih telur,
jangan sampai ada kuning telur yang terikut masuk, karena akan mempengaruhi
pengembangan telur. Jaga agar wadah dan peralatan kering dan tidak terkena
minyak / lemak. Gunakan telur yang segar / baik, untuk memudahkan pemisahan dan
membantu mengembang. Telur yang tidak segar akan memiliki putih telur yang
encer dan tidak dapat mengembang sempurna. Gunakan telur dengan suhu ruangan,
apabila telur disimpan dalam kulkas, diamkan di suhu ruangan kurang lebih 1 jam
atau suhunya sudah sama dengan suhu ruangan.
7. Panaskan Loyang
chiffon yang sudah dialasi kertas roti ke dalam oven minimal 10 menit, untuk
mencegah adonan Chiffon merembes keluar (terutama untuk Loyang bongkar pasang)
dan membantu menstabilkan suhu panas sehingga adonan cepat beradaptasi dalam
oven.
8. Kocok putih
telur dan garam dengan kecepatan tinggi hingga berbusa.
![]() |
Busa pada awal pengocokan putih telur menandakan bahwa putih telur akan dapat terkocok dengan baik |
![]() |
Saat berbusa seperti ini, gula sudah bisa dimasukkan |
9. Tambahkan
gula sedikit demi sedikit dan kocok lagi hingga kaku jambul petruk (istilah
NCC). Kekakuan pengocokan jangan sampai terlalu kaku, artinya telur terlihat
menggumpal dan memisah misah. Hal ini selain akan menyulitkan pengadukan dengan
rata, menignkatkan pembentukan rongga-rongga pada kue dan menyebabkan kue pecah
/ retak. Untuk mudahnya, angkat gagang mixer, dan jika terlihat bentuk jambul
dan tidak menetes, maka sudah cukup. Sense seperti ini umumnya akan didapat
dari berlatih beberapa kali ;)
![]() |
Masukkan gula pasir sedikit demi sedikit sambil terus dikocok dengan speed tinggi |
![]() |
Penambahan gula akan segera membuat putih telur berkilau dan lebih padat (massive) |
![]() |
Kocok hingga kaku tidak kering (stiff but not dried), seperti jambul petruk saat anda mengangkat gagang mixer, dan putih telur tidak menetes / jatuh. |
10. Masukkan
1/3 bagian kocokan putih telur ke dalam adonan Bahan I. Memasukkannya jangan
dituang menggunakan wadahnya, namun gunakan sendok / spatula. Hal ini untuk
mencegah, air yang kadang terbentuk di dasar kocokan putih telur untuk ikut
masuk ke dalam adonan Bahan I.
11. Aduk dengan
teknik aduk balik hingga rata. Pengadukan yang tidak rata akan menyebabkan kue
berongga. Jangan aduk terlalu lama, kalau sudah rata maka masukkan 1/3 bagian
ke dua dan lakukan seperti sebelumnya. Untuk memudahkan pengadukan aduk balik
gunakan spatula karet. Pengadukan yang terlalu lama dapat menyebabkan udara
yang sudah tersimpan dalam putih telur akan lepas lagi sehingga kue kurang
mengembang. Intinya bekerja dengan putih telur, adalah soal waktu (Kata Anna
Olson ya…).
12. Masukkan 1/3
bagian terakhir dan aduk hingga rata seperti sebelumnya.
![]() |
Masukkan putih telur dalam 3 tahap, jangan langsung dimasukkan semuanya, agar pencampuran lebih merata. Saat memasukkan putih telur, gunakan sendok spatula, jangan dituang dengan wadahnya. |
![]() |
Aduk dengan teknik aduk balik untuk mencegah kehilangan udara lebih banyak pada putih telur. Lebih mudah jika dilakukan dengan menggunakan spatula karet. |
![]() |
Gelembung-gelembung putih telur (nampak di sekitar spatula) harus dicampur rata dengan adonan agar tidak terbentuk rongga pada kue |
![]() |
Adonan nampak tercampur rata |
13. Jika ingin
sedikit variasi, ambil sedikit adonan dan campur dengan pasta mocca atau pasta
lain.
14. Tuang
adonan ke dalam Loyang yang telah dipanaskan (Loyang dalam kondisi hangat /
panas). Lalu variasikan dengan adonan mocca sesuai selera.
![]() |
Variasi suka suka anda |
![]() |
Lagi ga niat menghias nih |
15. Masukkan ke
dalam oven, panggang dengan suhu antara 140oC – 150oC
(Berdasarkan pengalaman saya mencoba beberapa kali, rentang suhu tersebut
bekerja dengan baik pada kue saya) selama kurang lebih 30 – 40 menit atau
hingga matang. Jangan membuka oven setidaknya 20 menit pertama, atau pada saat kue seru-serunya mengembang, karena akan membuat kue mengempis lagi. Jika kue membal saat anda memegangnya atau memakai lidi tidak
berbekas, maka kue telah matang. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan kue
pecah di permukaan. Suhu yang terlalu kecil akan mengurangi pengembangan kue.
Yah begitulah Kue Chiffon, sangat menantang.
16. Apabila kue
sudah matang, keluarkan dari oven, dan segera balik cetakan menghadap ke bawah.
Tenang saja, kue tidak akan melorot turun, karena sisi kue lengket dengan
cetakan. Untuk cetakan chiffon berkaki, maka bisa langsung dibalik, namun untuk
cetakan chiffon tanpa kaki, bisa disangga dengan menggunakan botol (rekomedasi
botol kaca) atau penyangga apapun yang bisa dimasukkan dan ditopang oleh lubang
tengah cetakan. Biarkan bagian bawah kue terkena angina, supaya kue tidak
berembun / berkeringat. Lakukan selama minimal sekitar 1 – 1,5 jam hingga kue
dingin.
17. Jika kue
sudah dingin, segera balik lagi dan kerik bagian sisi kue dan sisi lubang
tengah cetakan. Pengerikan harus hati hati dan telaten agar tidak mengiris sisi
kue sehingga menngurangi keindahannya. Maka kue akan dapat dikeluarkan dari
cetakan dengan cantik. Loyang chiffon bongkar pasang, memudahkan proses
pelepasan cake dengan cantik.
![]() |
18. Lepaskan
Kertas roti dengan hati-hati karena kulit chiffon dapat terikut.
19. Jepret-jepret
kuenya dan potong-potong. Kue siap dieksekusi. Maknyussss
![]() |
![]() |
Teksturnya lembuuuut dan cottony banget |
![]() |
Soft & cottony |
![]() |
Nyam...! |
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.