Akhirnya sempat juga menulis resume cerita dari trilogy
Disaster (Beautiful Disaster, Walking Disaster & Beautiful Wedding). Bagi
yang penasaran atau belum pernah mendengar novel ini, saya akan sedikit
menginfokan bahwa novel2 ini merupakan salah satu best seller sejak pertama
kali diterbitkan tahun 2012. Saya sendiri, baru membaca ketiganya di tahun
2014.
Inti ceritanya adalah, kisah cinta di kampus antara cowok
berandal (bertato+ganteng+playboy+jago kelahi+sadis) bernama Travis Maddox
dengan cewek baik-baik nan cantik dan cerdas bernama Abby Abernathy. Keduanya
bertemu di suatu arena pertarungan berdarah pertama kalinya. Abby yang
misterius merupakan tantangan bagi Travis, karena itulah Travis menggunakan
segala macam cara untuk bisa mendekati Abby. Akhirnya karena suatu kebetulan si
Abby ini harus nebeng di apartemen Travis dan dari situlah hubungan keduanya
dimulai. Travis mengira dia akan mudah menundukkan Abby, namun Travis tidak
tahu jika dia ternyata menemukan soul matenya. Bagi mereka berdua, perbedaan
mereka yang sangat jelas membuat mereka tidak mungkin menjadi pasangan.
Akhirnya mereka sepakat untuk menjadi sebatas teman, tidak lebih. Namun
kehadiran orang ketiga, Parker Hayes, akhirnya membuat Travis berada dalam
batas kesabarannya. Selalu dipamerin hubungan romantic Abby dan Parker di depan
matanya akhirnya membuat Travis ga tahan lagi dengan rasa cemburu dan akhirnya
memutuskan untuk merebut Abby.
Secara umum, novel ini so sweet, dan bikin mabuk kepayang. Overall
tidak masalah jika hanya membaca salah satu dari bukunya yang Beautiful atau
Walking Disaster. Karena semua sama bagusnya, dan inti ceritanya sama, hanya
saja dari sudut pandang yang berbeda. Khusus untuk Walking Disaster, plot
ceritanya lebih luas. Meski sama bagusnya, tapi pembaca tidak akan mendapatkan
jawaban yang lengkap jika tidak membaca semua bukunya. Ada masing-masing
kejutan berbeda yang disisipkan di novel BD ataupun WD. Khusus untuk beautiful
weding (BW) disarankan jangan langsung membacanya tanpa membaca salah satu dari
BD atau WD, karena akan gak nyambung. Lagian, Beautiful Wedding ini tipis serta
harganya lebih mahal dibandingkan masing-masing dua buku lainnya, dan hanya
merupakan pelengkap bagi penggemar fanatic pasangan Travis-Abby. Jika ga
terlalu fanatic, yah mending buat beli buku yang lain hehehe
Masing-masing novel sengaja diberi ruang penasaran karena
hanya menyangkut satu sudut pandang orang. Ada bagian yang tidak diungkap di
masing-masing novelnya dan hanya bisa diketahui benang merahnya jika membaca
semua triloginya. Meski demikian, menurut saya novel-novel ini cukup menghibur.
Kalau ditanya lebih bagus yang mana? Jawaban saya, bagus
semuanya, alias sama bagusnya. BD bercerita tentang sudut pandang Abby. Sudut
pandang perasaan cewek. Settingnya langsung ke fokus kisah cinta mereka namun
menyisakan lubang di akhir cerita yang membuat pembaca penasaran. Nah,kalau WD,
bercerita tentang isi kepala Travis, alias sudut pandang cowok. Permulaan plot
ceritanya tidak sama dengan BD, jadi dimulai dari masa lalu Travis. Akhir
bukunya juga tidak berhenti dan menggantung seperti BD, namun langsung
mengisahkan hal-hal yang bikin saya surprise dan mengisi lubang yang
ditinggalkan di BD. Sedangkan untuk BW, ini hanya semacam tambahan romantis-romantisan
aja. Tapi cukuplah mengobati penasaran.
Saat membaca BD, saya digiring untuk mengetahui isi kepala
khas cewek yang ternyata benar-benar berbeda dengan isi kepala cowok di WD.
Banyak episode yang membuat saya kecele saat saya membandingkan keduanya.
Contohnya, saya dibuat mabuk kepayang akan sikap Travis kepada Abby saat
membaca BD. Namun kesan itu berubah 180 derajat saat saya membaca WD. Ternyata,
pikiran cewek dan cowok itu benar-benar berbeda. Hehehehe… namun saat cinta Travis
dan Abby sudah di frekuensi yang sama, perbedaan itu tidak terlalu terasa lagi.
Yang jelas novel-novel ini cukup menghibur. Peringatan, novel ini tidak cocok bagi
pembaca di bawah 18 tahun, karena banyak kata umpatan di dalamnya, namanya juga
membahas cinta anak berandal. Nah, berikut ini sedikit cuplikan dari novelnya.
Dimulai dengan Walking Disaster. Plot cerita berlangsung saat
mama Travis, Deane akan meninggal. Kata-kata yang dilantunkan di awal tentang
perasaan Travis kecil kepada mamanya sangat menggugah perasaan saya.
When she looked at
me, she really saw me. She didn’t look past me to the other dozens of things
she needed to do with her day, or tune out my stupid stories. She listened, and
it made her really happy. Everyone else seemed to nod without listening, but
not her. Never her.
(saat dia menatapku, dia benar-benar melihatku. Dia tidak
menatapku sambil berpikir akan lusinan hal yang perlu dia lakukan dengan
hari-harinya, atau mengabaikan cerita bodohku. Dia benar-benar mendengarkan
diriku, dan itu sudah cukup membuatnya bahagia. Semua orang yang mendengarkanku
kelihatannya mengangguk tanpa benar-benar mendengarkan, tapi tidak dengan
dirinya. Tidak pernah)
Mama Travis, Deane sedang sekarat dan akan berpamitan dengan
Travis kecil. Ada tiga hal yang Diane pesankan pada Travis sebelum Diane
meninggal.
“Pertama, tidak masalah untuk merasa sedih. Tidak mengapa
merasakan hal itu. Ingat itu. Kedua, jadilah anak-anak selama kamu bisa.
Bermainlah, Travis. Jadilah konyol dan salinglah menjaga dengan
saudara-saudaramu dan ayahmu. Bahkan saat kamu tumbuh dan harus pergi, penting
bagimu untuk tetap pulang. Suatu hari kamu akan jatuh cinta, nak. Jangan hanya
terpaku pada satu pilihan. Pilihlah gadis yang tidak datang dengan mudah,
seseorang yang kamu harus berjuang untuk mendapatkannya, dan kemudian tidak
pernah berhenti berjuang. Jangan pernah berhenti berjuang untuk mendapatkan apa
yang kamu inginkan.”
Mungkin gara-gara pesan model gini yang akhirnya membuat
Travis selalu menjadi cowok playboy. Akhirnya, setelah berpesan demikian, Diane
diberi obat yang membuatnya tertidur dan meninggal dalam keadaan tenang. Travis
tentu saja merasa terguncang dengan kepergian mamanya.
Lalu plot berlanjut bertahun-tahun kemudian di Beautiful
Disaster saat pertarungan liar di Circle. Inilah saat Travis dan Abby pertama
kali bertatapan. Di Walking Disaster, plot ini tidak diceritakan, dengan detail
karena sepertinya Travis tidak terlalu mengingatnya. Tapi di Beautiful
Disaster, inilah salah satu plot yang sweet menurut Abby, pertemuan Abby dan
Travis pertama kali. Memang pikiran cewek dan cowok sangat berbeda.
Abby dan sahabat dekatnya America melihat pertarungan liar
di Circle pertama kalinya, antara Travis Maddox dan Marek Young yang
dipromotori oleh Adam. Suasana sangat ramai, huru hara, dan penuh sesak.
Saat Bang Travis keluar, suasana semakin ramai. Abby
melihatnya sebagai pria bertato yang cuek, tenang, dan shirtless. Pertarungan
pun dimulai dan kerumunan penonton membuat Abby tidak bisa melihatnya. Abby
akhirnya beringsut untuk melihat pertarungan lebih jelas.
Saat akhirnya Abby bisa melihat dengan jelas, Marek terkena
pukulan yang telak di hidungnya. Darah marek menciprati wajah Abby dan menetes
di kardigannya. Abby tidak mengacuhkan teriakan panggilan America yang entah
dari mana. Dia masih terpaku dengan darah yang mengenai bajunya. Saat itulah,
dia melihat sepasang sepatu boots hitam berhenti di depannya yang membuat
perhatiannya beralih dari bawah ke atas. Abby melihat sepasang kaki dengan
celana jeans yang terciprat darah, seperangkat otot terpahat sempurna, tanpa
kaos, dada bertato yang berkeringat, dan akhirnya, sepasang mata cokelat yang
hangat. Tiba-tiba Abby merasa terdorong ke depan dan Travis menangkapnya dan
marah kepada siapapun yang mendorong Abby, lalu berkata, “Sorry about that,
Pigeon.” Sejak itulah, Travis akan selalu memanggil Abby dengan sebutan Pigeon
di cerita-cerita selanjutnya.
Di Walking Disaster (WD), Setelah pertarungan, Travis
membawa pulang mahasiswi “langganannya” bernama Megan. Pagi harinya, tiba-tiba
dia teringat sekilas tentang Pigeon namun segera disingkirkannya.
Saat makan siang, Travis dicegat oleh cewek-cewek seksi,
menandakan kalau Travis ini cowok laris manis di kampusnya (dan di mana saja).
Nah, akhirnya ada bagian yang sama-sama diceritakan di WD maupun BD. Travis di
cafeteria dan bertemu dengan Shepley
(sepupunya). Dan Travis juga bertemu America dan Abby (lagi). Mereka bersama
dengan yang lainnya berkumpul di meja kafetaria. Di WD, Travis memperhatikan
Abby. Menurutnya, Abby memiliki rambut seperti bintang film porno dan mata
abu-abu memikat yang sulit dia jelaskan. Wajahnya seperti malaikat dengan kecantikan
yang unik. Travis menangkap hal lain di balik kecantikan dan kesan tidak
berdosa palsu di wajah Abby. Sesuatu yang dingin dan penuh perhitungan. Travis
merasakan suatu dosa yang besar di balik kecantikan Abby yang mirip dengan yang
ia rasakan. Hal inilah yang menarik Travis kepada Abby.
Di BD, Abby merasa Travis sedang asyik mengobrol sesuatu
dengan Shepley dan America yang tidak ia pahami. Padahal Di WD baru terungkap,
ternyata setelah memperhatikan Abby, si Travis bertanya tentang Abby kepada Shepley
dan America tentang profil Abby.
Di BD, Abby merasa Travis mulai menggodanya dengan senyuman
dan perkataan-perkataan. Dialognya sweet dan lucu dan kepanjangan kalo
diceritakan di sini.
America: “Tidakkah kamu ingat dia Travis? Kau menghancurkan sweaternya.”
(membuat sweater Abby terkena cipratan darah di Circle)
Travis: “aku menghancurkan banyak sweater.” (hehehehe….)
“Jadi, kamu Pigeon huh?”
Abby: “Tidak, aku punya nama.”
Travis: “Namaku Travis. Travis Maddox.”
Abby memutar bola matanya. “Aku tahu dirimu.”
Travis menaikkan alisnya, “benarkah?”
Abby.”Jangan besar kepala, sulit untuk tidak mengingat
namamu saat 50 pemabuk meneriakkan namamu.”
Travis, “Aku memang punya penggemar sebanyak itu.”
Abby memutar bola matanya kembali.
Travis, “kamu kedutan?”
Abby, “apa?”
Travis, “kedutan. Matamu berputar-putar.”
Travis tertawa lagi saat Abby melotot padanya. Travis, “tapi
Itu benar-benar sepasang mata yang luar biasa. Ngomong-ngomong apa warnanya
abu-abu?”
Abby menunduk. Di BD, Abby merasa dia tidak ingin menjadi
seperti gadis-gadis yang terpengaruh dengan kehadiran dan rayuan Travis. Dia
membenci perasaan ini. Di WD, Travis merasa menang karena membuat Abby merasa
mulai tidak nyaman. Artinya, rayuannya mulai berhasil. America memperingatkan
Travis agar tidak mendekati Abby karena America tahu benar reputasi Travis,
bahwa ada banyak antrian gadis tiada akhir keluar masuk apartemen Travis. Travis
merasa perlu menggoda Abby karena Abby judes padanya dan itu adalah sesuatu
yang refreshing menurut Travis.
America, “Travis, kamu bukan tipenya.”
Travis, “aku tipe gadis manapun.”
Abby menatapnya dan menyeringai. Di WD, seringai dari Abby
menghangatkan hati Travis. Travis mengira ini hanya efek dari hormonnya yang
menginginkan Abby di tempat tidurnya.
Travis, “Ah, sebuah senyuman.”
Di WD, Travis memang mulai menyerangnya untuk menyelidikinya
lebih jauh dan untuk mengganggunya. Travis mulai penasaran karena Abby cuek dan
ketus padanya, tidak seperti kebanyakan gadis yang dikenalnya. Travis lalu
meminta tolong America untuk membawa Abby ke apartemennya (America adalah pacar
Shepley, sepupu Travis, dan Travis satu apartemen dengan Shepley). Di WD,
Travis merasa Abby adalah tantangan baru dan dia ingin tahu kenapa Abby begitu
cuek padanya. di BD, America dan Shepley memperingatkan Abby agar tidak
tertarik dengan Travis, dan Abby bersumpah bahwa dia tidak akan pernah tertarik
dengan Travis.
Di WD, Travis masuk ke kelas kuliahnya. Para wanita yang
tergila-gila padanya membuatnya mual. Ada banyak pikiran lucu di kepala Travis.
Lalu mata Travis menatap keberadaan Abby dan adrenalinnya berpacu, persis
seperti perasaan menjelang bertarung. Travis segera duduk di sebelah Abby.
Travis, “Bagus, kamu bisa mencatat untukku.”
Abby memberikan tatapan jijik padanya. dan di WD hal itu
malah membuat Travis semakin senang. Travis ingin tahu apakah Abby benar-benar
benci padanya atau sekedar keras kepala. Di BD, Travis menunduk hingga Abby
bisa merasakan nafasnya. “Maaf, apakah aku mengganggumu?”
Di BD, Abby berusaha terlihat cuek (I sighed and shook my
head). Di WD, Travis menangkap tatapan mata Abby yang melembut. Aha! Sekarang
Travis tahu. Abby tidak membencinya. Abby hanya ingin membencinya. Travis
merasa selangkah lebih maju dari Abby. Jika Abby menginginkan permainan, maka
Travis akan meladeninya.
Travis, “Lalu apa masalahmu?”
Di WD, Travis menangkap wajah Abby yang terllihat malu
dengan apa yang akan dikatakan Abby. Di BD, Abby berusaha menjaga intonasi
suaranya tetap rendah.
Abby, “Aku tidak akan tidur denganmu, jadi menyerahlah.”
Di BD, Travis pelan-pelan mulai tersenyum. Di WD, Travis
membatin: Oh yeah, this was going to be fun.
Travis, “Aku belum memintamu untuk tidur dengaku. Ya khan?”
Di BD, Sisa senyuman yang terus melekat di wajah Travis
membentuk lesung pipit di pipi Travis. Semakin Travis tersenyum, semakin Abby
ingin membencinya, dan sialnya, membenci Travis adalah hal yang mustahil.
Abby berusaha berkonsentrasi dengan penjelasan dosen. Namun
kedekatan dan otot lengan Travis membuat Abby sulit berkonsentrasi.
Saat kelas bubar, Abby kabur untuk membentuk jarak aman
dengan Travis. Namun tiba-tiba Travis sudah di sisinya. Di WD, sebenarnya
Travis sudah dicegat oleh cewek-cewek genit, namun dia berusaha kabur dan
segera mengejar Abby. Tujuannya, dia ingin membuat Abby datang ke apartemennya
malam ini. Dia masih penasaran dengan Abby, dia hanya ingin mencoba dekat
dengan Abby sekali saja, dengan harapan setelah itu rasa penasarannya akan
usai.
Jadi Travis mengejar Abby untuk memaksa Abby datang ke
apartemennya malam ini. Jika Abby setuju, maka Travis akan berhenti
mengikutinya. Abby pun berjanji akan datang dengan syarat, Travis tidak akan
menggodanya. Di WD, Travis merasa Abby sulit sekali didekati, karena itu dia
begitu gigih mengikutinya. Apalagi ketika Abby tidak menoleh ke Travis sedikit
pun saat mereka berpisah, Travis semakin penasaran. Di BD, saya sudah merasa
bahwa Travis sweet sekali. Rangakaian cerita dari sudut pandang Abby membuat
saya senyum-senyum sendiri. Di WD, senyum saya hilang karena ternyata si Travis
hanya penasaran saja. Namun ceritanya tetap semakin menarik.
Di WD, begitu sampai di apartemen, Travis segera
bersih-bersih karena Abby mau datang malamnya, termasuk sisa “pengaman” yang
tergeletak. Rencana Travis adalah, dia mau membawa Abby selangkah lebih dekat
dengannya. Travis harus fokus pada prosesnya, karena Abby tidak mudah
ditundukan.
Di BD, Malamnya, America mengajak Abby ke apartemen Shepley
(pacar America) dan Travis. Kali ini Abby berdandan jelek banget (rambut
digelung ke atas, kacamata frame hitam tebal, tanpa make up, pakaian piyama,
dan sandal selop). Abby berharap Travis tidak akan tertarik padanya jika
melihatnya. Abby dan America lalu datang ke apartemen Travis dan Shepley. Di
luar dugaan Abby, apartemen Travis bersih sekali. Dia sempat tidak
menyangkanya. Padahal di WD, Travis udah bersih-bersih apartemen menjelang Abby
datang.
Di BD, awalnya saya menangkap kesan bahwa saat Travis
muncul, dia tidak begitu surprise dengan kedatangan Abby yang penampilannya gak
banget. Namun di WD, barulah terungkap, Travis sebenarnya pengen ketawa
habis-habisan melihat penampilan Abby. Belum pernah ada gadis yang masuk
apartemennya dengan penampilan seperti tu. Artinya, semua gadis yang masuk
apartemennya, pastilah berdandan habis-habisan dan berpakaian seksi-seksian.
Gadis ini benar-benar berbeda. Meski dengan piyama dan segala hal sampah yang
dikenakannya, Travis melihat, hal itu justru menonjolkan kulit dan matanya yang
Indah.
Di BD, Abby menemukan bahwa ternyata Travis sangat jenius
dalam pelajaran sejarah (dan biology) dan mendapatkan grade A. sedangkan Abby
payah dalam pelajaran hafalan (tapi kuat di pelajaran matematika).
Travis lalu mengajaknya makan pizza di luar. Travis mengebut
sambil membonceng Abby, di WD dijelaskan, hal ini karena Travis sedang rileks
jika berada di atas harleynya. Otomatis Abby marah-marah, dan rambutnya
berantakan. Di WD, saat sampai di resto, Travis memperhatikan Abby yang
membetulkan rambutnya yang membuat darahnya berdesir. Dia harus mengingat film
perang untuk mengalihkan perhatiannya. Travis membukakan pintu untuk Abby namun
sialnya Abby tidak meperhatikan bentuk perhatiannya itu, dan di WD terungkap
hal ini membuat Travis jengkel. Di BD, hal-hal seperti ini tidak diperhatikan
benar oleh Abby.
Di BD Abby merasa malu dengan penampilannya saat di resto.
Saat pelayan datang dia terlihat tidak nyaman. Di WD, Travis mengira perasaan
tidak nyaman Abby adalah karena Abby cemburu pada pelayan resto yang mencoba
menggoda Travis. Padahal tidak.
Travis, “Jadi, apa kisahmu Pidge? Apa kamu pembenci pria
atau hanya aku?”
Abby, “Kurasa hanya dirimu.”
Travis, “Kau tidak akan di sini jika kau membenciku.”
Abby,” Aku tidak bilang kamu orang jahat. Aku hanya tidak
suka menjadi pembuktian untuk satu-satunya alasan memiliki vagina.”
Di BD, Travis tersedak dan matanya membelalak. Dia tertawa
keras sekali. Di WD, Travis akhirnya mengerti bahwa Abby sebenarnya tidak
menganggap dia bajingan. Abby hanya tidak suka cara Travis menggodanya.
Gelombang kelegaan menyapu Travis.
Travis, “Ya Tuhan! Kau membunuhku! Kita harus berteman! Aku
tidak menerima kata tidak.”
Abby, “Aku tidak keberatan berteman denganmu, tapi itu tidak
berarti kamu tetap berusaha berada di dalam celanaku setiap 5 edtik.’
Travis, “Baik, kau tidak akan tidur denganku. Aku mengerti.”
Di BD, Abby mencoba tidak tersenyum tapi gagal. Di WD, batin
Travis: Nah, itu dia! Dia tersenyum, dan seluruh kemungkinan untuk mendekatinya
terbuka lebar. Otakku berlari dan terhubung dengan semua bayangan porno tentang
Abby, tapi tiba-tiba semua bayangan itu tiba-tiba error. Dan hal yang lebih
penting untuk tidak menghancurkan pertemanan yang baru terjalin ini
menggantikan semua pikiran kotor itu.
Travis, “Kau pegang kata-kataku. Aku bahkan tidak akan
berpikir tentang celana dalammu…. Kecuali kamu menginginkannya juga.”
Abby mencondongkan tubuhnya sambil bersandar pada sikunya di
meja. Di WD, hal ini membuat mata Travis yang nakal memperhatikan dadanya.
Abby, “dan itu tidak akan pernah terjadi. Jadi kita bisa
berteman.”
Travis, “Jangan pernah bilang tidak akan pernah.”
Di WD, bagi Travis: tantangan
diterima!
Lalu mulailah percakapan normal tentang latar belakang
mereka. Di BD, hal ini tampak biasa saja, namun di WD, sesungguhnya percakapan
mengenai masa lalu Travis berada di luar zona nyaman Travis. Karena itu Travis
memberikan jawaban-jawaban samar.
Di WD, Travis: Sekelompok pemain bola yang sedari tadi
berada di bagian tempat duduk dekat kami terus menertawakan Abby. Aku harus
menahan amarah luar biasa untuk tidak melompat dari tempat dudukku dan membuat
para pengecut itu menjadi pajangan. Jika Abby sampai marah dan keluar gara-gara
mereka menertawakannya, maka aku akan kehilangan kesempatan mengenal Abby lebih
jauh dan para pengecut itu akan menerima akibatnya.
Di BD. Abby: aku melihat Travis semakin tidak nyaman dan
terllihat geram dengan pembicaraan para pemain bola.
Abby, “Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?
Travis, “(sial!) mereka menertawakan aku yang membawamu
makan malam terlebih dulu sebelum…., itu bukan hal yang biasanya kulakukan.”
Abby, “Terlebih dulu?”
Mimik Abby berubah, dan Travis meringis. Di WD, Travis
mengartikan bahwa Abby merasa malu berada di resto itu bersamanya dan dianggap
sebagai salah satu gadisnya.
Abby: aku bicara tanpa berfikir “Aku takut mereka
menertawakanmu karena berkencan dengan gadis yang berpenampilan sepertiku. “
Di WD. Travis: Tunggu… apa? Kukira dia malu terlihat
bersamaku, ternyata dia mencemaskanku.
Kesannya, jika di BD, Travis tampak tertutup. Jika di WD, oh
banyak sekali kejutan tentang perasaan Travis yang sebenarnya.
Di WD. Travis: Paginya,
kelas terasa lama sekali. Dan aku hanya ingin menuju ke kafetaria. Karena di
sanalah biasanya Abby berada. Aku tidak mengerti kenapa aku berbuat seperti
ini. Saat aku akhirnya menemukan Abby di kafetaria aku merasa lega. Aku
terlihat berjuang untuk bisa duduk di depan Abby. Hal ini membingungkanku
karena aku tidak pernah seperti ini sebelumnya.
DI kafetaria, terjadilah percakapan yang membuat Travis
akhirnya harus mengatakan bahwa dia hanya menganggap Abby sebagai saudara. Di
WD, Hal ini sempat membuat pikiran Travis untuk mendekati Abby menjadi buntu. Di
BD, hal ini membuat harapan saya akan hubungan Travis – Abby menjadi surut. Untungnya
ada tes biologi setelah makan siang, dan hal ini dijadikan alasan oleh Travis
untuk mengajari Abby biologi saat itu juga. Saat itulah, kelihatan kalau si
Travis ini memang benar-benar pintar. Di BD, kesannya Travis ini baik banget
mau ngajarin Abby, tapi di WD, ini ternyata hanya akal bulus Travis untuk
mendekti Abby. Heeehhh! Tapi meski demikian, Abby mendapatkan peringkat ketiga
untuk biologi. Berkat ajaran Travis tentunya.
Selanjutnya muncullah si Parker Hayes yang tinggi dan tampan
menyapa Travis dan Abby. Di sinilah pertama kali Parker muncul. Di BD, Abby
melihat Travis tampak biasa-biasa saja dengan Parker. Di WD barulah terungkap,
jika Travis tidak begitu menyukai Parker, dan Travis menjadi geram saat melihat
Parker memperhatikan Abby saat mereka semua sekelas. Kejadian pun berlanjut
saat Parker akhirnya mengajak Abby berkenalan sepulang dari kelas.
Dan akhirnya terjadilah. Pemanas air di Morgan Hall, asrama America
dan Abby, rusak. Jadi mereka terancam akan mandi air dingin. Lalu muncullah ide
untuk tinggal sementara di apartemen Shepley dan Travis. Kontan ide itu membuat
Abby histeris. Dia tentunya menolak mentah-mentah. Itu sebelum dipaksa oleh
America. Akhirnya, mau tidak mau, Abby pun mengikuti America untuk tinggal
sementara di apartemen Shepley dan Travis. Bencana pun dimulai.
Di WD, Travis sedang “play” dengan salah seorang cewek
kampus. Pasca perbuatan itu, Travis dan sang cewek sementara itu sedang berada
di kamar mandi dan keadaan ruangan sangat kacau. Tiba-tiba, Shepley memberi
tahu Travis bahwa America dan Abby akan datang 10 menit lagi untuk tinggal
beberapa hari di apartemen mereka akibat pemanas air yang rusak. Kontan saja
Travis kaget sekaligus panic. Dia segera membereskan semua barang bukti sisa
perbuatannya dan cewek sementara itu. Baginya, jika Abby sampai menolak tinggal
karena menemukan beberapa barang bukti di apartemennya, maka itu bisa menjadi
masalah bagi Shepley, karena artinya America juga tidak mau tinggal di sana…
dan juga masalah bagi Travis.
Masalahya adalah, cewek sementara itu ternyata sedang mandi
dan tidak mungkin Travis menyeretnya keluar. Jadi tidak mungkin cewek itu bisa
pergi sebelum Abby dan America datang. Travis, “Di mana Abby akan tidur?”
Shepley, “Aku tidak tahu. Barangkali di kursi (recliner)”
Travis, “Dia tidak akan tidur di kursi sialan itu.” Aku menggaruk
kepalaku, “menurutku dia seharusnya tidur di ranjangku.”
Shepley berteriak hingga bisa terdengar sampai dua blok
jauhnya, wajahnya memerah, “What?”
Tidak berapa lama, America dan Abby datang. Si cewek baru
selesai dan akhirnya bertemu dengan Abby. Travis pasrah. Di depan America,
Abby, dan Shepley, cewek sementara itu memeluk Travis dan mencium lehernya. Di WD,
diungkap bahwa Travis benar-benar tidak nyaman dengan itu. Travis: sebelumnya,
bibir itu terasa lembut dan hangat, namun di depan Abby, bibir itu terasa
seperti roti lengket yang dibalut kawat berduri. Cewek itu pun pergi sambil marah. America,
Shepley, dan Abby pun juga terlihat marah dengan kejadian itu.
Di BD, pasca kejadian itu, Travis tampak santai dan acuh tak
acuh, dia menuju ke dapur untuk menyiapkan sesuatu. Di WD, yang sebenarnya
terjadi adalah, Travis berusaha membuat jarak aman. Jadi dia pergi ke dapur dan
pura-pura santai. Dan akhirnya, Abby marah padanya karena Travis memperlakukan
cewek seperti tidak ada harganya. Di WD, barulah terungkap kenapa Travis bisa
begitu brengsek dengan gadis. Ternyata, seorang cewek bernama Megan, yang juga
masih berhubungan dengannya sekarang, pernah mencampakkannya. Dan Travis ingat,
setelah itu dia makan bergalon-galon es krim. Akibat ulah Megan yang
mengajarinya tentang kesenangan sesaat,
Travis akhirnya memperlakukan para cewek seperti itu.
Travis dan Abby akhirnya berdebat. Abby melihat dipan dengan
jijik dan membayangkan berapa banyak wanita yang menyerahkan diri kepada Travis
di atas dipan itu. Jadi perhatiannya beralih ke kursi.
Abby, “Aku akan tidur di kursi.”
Travis, “Kau tidak akan tidur di dipan maupun kursi. Kau akan
tidur di ranjangku.”
Abby, “Tuhan tahu bahwa ranjangmu lebih tidak higienis lagi.”
Travis, “tidak ada seorang pun yang pernah kubawa ke
ranjangku.”
Abby, “Beri aku waktu.”
Travis, “Aku bersumpah membawa wanita-wanita hanya di dipan.
Satu-satunya yang tidur di ranjangku hanya aku seorang.”
Abby, “Lalu kenapa kau mengijinkanku ke ranjangmu?”
Sudut mulut Travis membentuk senyum nakal, “Kamu berencana
bercinta denganku malam ini?”
Abby, “Tidak!”
Travis, “Itulah alasannya. Sekarang bawa pantatmu pergi,
mandilah dengan air hangat, dan kita akan belajar biologi setelah ini.”
Abby lalu mandi dan melupakan peralatan mandinya. Di WD
disebutkan bahwa Travis membongkar tas Abby untuk membantunya membawakan
peralatan mandinya. Travis menemukan bahwa Abby hanya membawa barang-barang
seperlunya saja. Bahkan celana dalam Abby adalah katun putih, bukan thong. Travis
sedikit kecewa menemukan bahwa Abby tidak berniat menggodanya. Namun di saat
bersamaan, Travis justru semakin menyukainya. Melihat perlengkapan Abby, Travis
berpikir, apa mungkin Abby seorang perawan. Hmmm lupakan, tidak ada perawan di
kampus pada jaman sekarang. Yang sesunggunya, Travis tidak tahu bahwa Abby
benar-benar seorang perawan. Dan dia akan histeris mengetahuinya suatu saat
nanti.
Travis lalu mengetuk kamar mandi, namun tidak ada jawaban. Jadi
Travis langsung masuk ke kamar mandi dan menyodorkan peralatan mandi ke Abby
yang untungnya ada di dalam tirai. Abby kontan saja histeris. Dia lalu
berteriak dan mengusir Travis pergi. Travis dengan santainya menggosok gigi,
padahal di WD, Travis mati-matian berusaha mengabaikan keberadaan Abby. Abby
membeku di dalam tirai.
Abby, “Jika kau tidak menjaga jarak dari tirai minimal 2
kaki, maka aku akan mencolok matamu saat kau tidur.”
Travis, “Aku tidak akan mengintip, PIdge.”
Selesai menggosok gigi, Travis segera menuju kamar tidur
untuk menunggu Abby, karena mereka akan belajar biologi. Di BD, saat Travis
pergi, Abby sesegera mungkin menyelesaikan mandinya. Saat dia akan keluar, dia
melihat lotion malam yang dibawakan Travis untuknya. Abby tidak bisa menahan
senyumnya dan membatin, bahwa Travis bisa menjadi sangat baik jika Travis ingin
melakukannya.
Di WD, Rasanya lama sekali menunggu Abby keluar, hingga
akhirnya Travis harus mengetuk kamar mandi. Abby lalu keluar, dan Travis
terpesona dengan rambut Abby yang basah dan kulit Abby yang merah muda. Jantung
Travis pun berdegup kencang. Padahal di BD, Travis kelihatannya bosan dan
santai melihat Abby.
Mereka pun mulai belajar biologi.
Abby,” Kamu punya pulpen?”
Travis, “di laci atas.” Satu detik setelah bicara seperti
itu, aku merasa menyesal. Abby akan menemukan harta karunku.
Abby segera menarik laci atas, menemukan pulpen, dan gelas
berisi penuh dengan berbagai merk pengaman. Abby diam saja dan segera menutup
laci dengan kasar.
Travis, “Apa?”
Abby, “apa kau baru merampok klinik kesehatan.” Oh Tuhan
darimana Abby tahu tempat membeli pengaman?
Travis, “Tidak. Kenapa?”
Abby. “Persediaan penngaman seumur hidupmu.”
Travis, “Lebih baik berjaga-jaga daripada menyesal khan?”
Abby hanya memutar bola matanya dan kembali ke buku biologi.
Aku pun kembali menekuri buku biologi dan berusaha tidak terlalu terlihat lega.
Travis pun menjadi tutor biologi Abby. Dan di sini baru diketahui bahwa Abby
cukup payah dalam biologi. Saat Abby semakin payah, Travis tahu bahwa itu
saatnya tidur. Travis pun mandi dan Abby mulai tidur di ranjang Travis. Di WD, Travis:
membayangkan Abby sebelumnya berdiri dan mandi di tempat ini membuatku
berpikiran macam-mcam. Akhirnya setelah selesai mandi, aku menuju tempat tidur.
Kulihat Abby terpejam dengan postur sekaku papan. Aku tahu dia belum tidur. Aku
matikan lampu dan mulai merayap ke ranjangku. Abby langsung terkejut.
Abby, “Kau tidur di sini juga?”
Travis, “ya, ini ranjangku.”
Abby, “Aku tahu, tapi…” di BD, Abby berfikir pilihan
tidurnya hanya di kursi atau dipan selain di ranjang Travis.
Travis, “Tidakkah kau percaya padaku? Aku berada dalam sikap
terbaikku. Aku bersumpah.”
Dan Abby akhirnya membentuk penghalang di antara mereka.
Untungnya kamar itu gelap sehingga menyembunyikan wajah Abby yang bersemu
merah.
Travis, “Good night, Pigeon.”
Nah, setelah itu banyak kejadian-kejadian seru. Mulai dari
Travis yang akhirnya mau mendatangi pesta dansa pertama kalinya karena Abby
juga hadir. Lalu munculnya orang ketiga, Parker Hayes yang menjadi pacar Abby
dan membuat Travis berada dalam batas kesabarannya dan cemburu berat. Travis
mati-matian menahan kesabarannya untuk tidak menghajar Parker karena bermesraan
dengan Abby di depannya. Puncaknya, Travis tahu kalau Abby ternyata masih
perawan, jadi dia lega karena berarti Abby tidak tidur dengan Parker. Lalu,
pemanas air di Morgan Hall yang berfungsi kembali, sehingga Abby akhirnya harus
kembali ke Morgan Hall dan berpisah dengan Travis. Ini episode yang cukup
menyedihkan, karena kesedihan Travis tertangkap cukup jelas. Akhirnya Abby
berusaha menghibur Travis tapi kebablasan. Nah, bisa ditebak sendiri apa
maksudnya. Akhirnya, malamnya, saat Travis tertidur, Abby segera mengemasi
barang-barangnya dan menghilang.
Begitu tahu Abby pergi, betapa murkanya Travis. Dia menghancurkan
apartemennya hingga Shepley dan America ketakutan. Akhirnya Travis dan Abby
berada dalam hubungan Tarik ulur yang membuat kesabaranku kadang habis.
Puncaknya, momen termanis, saat saya sudah putus asa dengan
harapan tentang hubungan Abby dan Travis, saat itulah Abby akhirnya mengatakan
bahwa dia mencintai Travis di depan Parker dan Travis. Oh so sweet…… ini cuplikan saat-saat sweet
momen itu di mana Travis meminta Abby untuk putus dengan Parker.
Versi Walking Disaster:
Travis: “Tell me what to do. Tell me and I’ll do it.” I
pleaded.
“Can I borrow your phone?” She asked.
I frowned, unsure what she would do.”Sure.” I pulled my
phone from my pocket, handing it to her.
She fingered the buttons for the moment, and then dialed,
closing her eyes as she waited.
“I’m so sorry calling you so early,”[i]She
stammered, “but this couldn’t wait. I can’t go to dinner with you on Wednesday.”
She had called Parker. My hands trembled with apprehension,
womdering if she was going to ask him to pick her up – to save her – or something
else. Ini Travis ngiranya si Abby nelpon Parker jam 4 pagi buat jemput Abby agar
menjauh dari Travis.
She continued. “I can’t see u at all, actually. I’m… pretty
sure I’m in love with Travis.”
My hole world stopped. I tried to reply her words over. Had I
heard them correctly? Dis she really just say what I thought she had, or what
is just wishful thinking?
Abby handed the phone back to me, and then reluctantly
peered up into my eyes.
‘He hung up”, she said with the frown.
“You love me?”
“It’s the tattoos,” She said, flippant and shrugging, as if she
hadn’t just said the one thing I’d ever wanted to hear.
Pigeon love me.
Overall, banyak sekali dialog dan kejadian lucu, namun tidak
mungkin diceritakan semua di sini. Bisa-bisa saya dituntut sama Jamie McGuire. Yang
jelas, kisah cinta Travis dan Abby ini cukup menarik dan seru untuk diikuti.