Monday 30 June 2014

Alasan Aku Diet

Masa-masa ini aku merasa tubuh dan terutama jiwaku tersedot dalam pusaran aneh yang membuatku bertekuk lutut. Entah setan apa yang sedang merasukiku, tapi aku merasa aku sangat amat aneh tak berkesudahan. Merasa pikiran dan jiwaku dimabuk berat oleh hal paling primitif di dunia ini!

Hanya karena hal sepele: "sebuah lukisan perawan" yang terpampang di galeri Restoran Sasanti Yogyakarta, jiwaku terasa tertampar. 

Sudah berpuluh-puluh kali suamiku berkomentar tentang betapa aku membuang masa-masa mudaku dengan bermuram durja dan mencueki bobot badanku yang mengerikan. Namun aku tidak mengacuhkannya. Apakah mungkin saking putus asanya aku saat melihat bodiku yang sekarang dan membandingkannya dengan 4 tahun yang lalu? entahlah... atau mungkin aku sudah masuk dalam fase "lag" di mana kejenuhan mengambil alih....

Beginikah wanita yang sudah menikah di atas 2 tahun??? Hahahha.... aku ngeri membayangkan pikiranku saat itu, sungguh. 

Untungnya, Tuhan kelihatannya telah membaca semua pikiran-pikiran gilaku dan Dia telah menciptakan skenario yang aneh untuk mendorongku melakukan satu hal yang sangat kubenci : DIET.

Bermula dari ajakan temanku ke sebuah resto di Yogyakarta yang telah kusebutkan sebelumnya. Di sanalah aku menunggu taksi dan mataku menatap lukisan itu. Lukisan perawan yang sangat - sangat indah bagiku. Hal sepele namun berhasil membuatku berpikir : "Andai aku seperti itu". Akhirnya, renungan tanpa usaha adalah sia-sia, namun Tuhan mempunyai rencana lain. Terdamparlah aku ke dalam sebuah tempat nostalgia yang dulu sangat aku sukai : Gramedia. Entah setan apa yang merasukiku, tapi pasca melihat lukisan itu, aku bertekad untuk menghamburkan sebagian uangku untuk bersenang-senang dengan sesuatu yang bisa ditawarkan oleh Gramedia, barangkali untuk menghibur diriku karena tidak bisa seperti gadis dalam lukisan itu (hahaha). Kali ini kakiku tidak akan melangkah ke tempat buku-buku pelajaran, masakan, atau komik seperti sebelum-sebelumnya, namun ke bagian yang paling jarang aku singgahi, NOVEL. Dan aku meihat mereka, koleksi istimewa yang telah lama aku lupakan, barangkali mantan teman kosku semasa kuliah akan tertawa terbahak-bahak mengetahui apa yang kulihat dan sangat ingin kubeli saat itu: HARLEQUIN! Ya, Harlequin! Novel yang pernah membuat addict bagiku dan membuatku merasa menjadi feminis sejati....

Akhirnya, otakku tidak banyak bicara, yang berbicara adalah hasrat. Aku sudah tidak berpikir tentang tujuanku ke Yogyakarta, aku hanya berpikir bahwa aku ingin sekali bersenang-senang dengan cara lain dan sudah sangat amat lama tidak melakukannya. Lalu mulailah sesi borong-memborong sambil mengecek sinopsis. Dimulai dengan judul-judul picisan yang sangat aku sukai, lalu mataku menubruk sebuah buku. Karangan seseorang yang aku belum tahu : Sabrina Jeffries. Akhir-akhir ini aku menyadari dia cukup terkenal di kalangan novel romance. 

Kuputuskan mengambil sebuah bukunya yang berjudul : Beware a Scot's Revenge (Pembalasan Pria Skotlandia). Sungguh saat itu aku tidak menyangka buku itu punya efek yang dahsyat bagiku. Saat aku ke kasir untuk membelinya jujur saja aku merasa malu karena semua jenis buku yang kubeli versus harga yang kuhabiskan. Barangkali kalau punya pikiran negatif, mbak mbak atau mas mas (entahlah) di kasir itu akan berpikir aku perawan tua yang kesepian.

Sampai di hotel, aku cukup penasaran dengan beberapa buku dan kuputuskan membaca beberapa Harlequin yang membuatku penasaran. Tapi seperti para pembaca Harlequin pada umumnya, aku membaca cepat saja dan jujur lumayan menikmati alur dan penyajiannya. Hanya saja, begitu selesai dibaca, ya sudah. Rasanya begitu saja " ya sudah". Tidak seperti sensasi saat aku selesai membaca novel Dan Brown. 

Akhirnya, dengan mata yang setengah terpejam, aku sadar menghabiskan hampir separuh hari itu hanya di hotel, sesuatu yang sangat jarang kulakukan kecuali aku sedang sakit berat. Merasa masih lapar dengan rasa penasaran untuk bersenang-senang secara mendalam, akhirnya kuputuskan membaca kisah pria Skotlandia itu. Selembar, dua lembar, tiga lembar... dan tanganku tidak mau berhenti. Aku tidak sadar aku telah terhisap dalam pusaran ceritanya.  Kenapa efeknya bisa sampai lebay seperti itu? Sepertinya aku baru menyadarinya, hal itu karena karakter tokoh-tokohnya dan ceritanya merupakan hal yang selama ini aku bayang-bayangkan dan sangat aku inginkan - bahkan sejak aku remaja! Aku ingin sekali seperti itu, mengalami hal seperti itu, diperlakukan dengan cara seperti itu, dipanggil dengan sebutan seperti itu, dan buku itu disampaikan dengan gaya tepat sasaran!

Sampai akhirnya, aku membentuk deskripsi-deskripsi aneh di otakku. Dan coba tebak, aku merasa muda lagi, hihihi. Cara yang cukup aneh membuatku harus melakukan diet serius menurutku. Tapi, entah bagaimana caranya, pasca membaca buku itu aku merasa muda lagi, merasa seperti abg lagi. Aku mulai memperhatikan wajahku, tubuhku, kosmetikku, mo chreach, ini benar-benar gila. 

Kejutan berikutnya adalah, aku mendapati beberapa hari di hotel dengan menu masakan sangat menggoda dan aku tidak menyentuhnya! Aku mulai mendapati diriku selalu mendatangi konter salad - konter yang TIDAK PERNAH aku lirik sebelumnya - dan sama sekali tidak melirik saus mayo! Aku juga mulai mendapati diriku mulai bersahabat akrab dengan air mineral dan sedikit bersitegang dengan juice manis. Makan malam? Nay, aku tidak menyentuhnya lagi. Kenapa oh kenapa? Ini hal paling sepele dalam hidupku dan aku bertekuk lutut pada efek buku Sabrina.

Yang pasti, aku merasa lebih dari 5 kg telah menyusut selama hampir sebulan ini. Tinggal bagaimana mengencangkan tiap ikatannya saja. Hanya saja, seperti batu baterai, ada sisi positif ada juga sisi negatif. Aku jadi sering berkhayal tanpa sadar. Berkhayal tentang sesuatu yang aneh yang sebelumnya hampir tidak pernah kupikirkan, dan barangkali itu alasannya aku merasa jauh lebih muda sekarang. Aye, aku yakin sekarang itu benar! Hal paling aneh lainnya adalah tanpa sengaja aku - kadang-kadang ya - bergoogling tentang tartan, kilt, ceilidh, bahkan aku belajar bahasa Gaelic! Aku juga jadi suka motif kotak-kotak! Ah, ini meresahkan. Ada apa denganku, seakan-akan hidup baru membuka pikiranku tentang definisi baru akan "hal yang meresahkan ini".

Entahlah, yang jelas saat ini aku merasa baik-baik saja, bahkan sangat baik karena aku merasa lebih kurus dan akan lebih kurus lagi. Pikiran itu membuatku bahagia. Namun, di sisi lain, aku merasa penasaran dengan sesuatu. Teramat sangat. Terasa seperti program kerja yang benar namun sasaran kerja yang salah! Semoga Tuhan menyelamatkanku.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.