Friday 18 July 2014

Kayul Lagi Buntu!


Awalnya tidak ada niat sama sekali buat ngeblog malam ini, karena aku sedang getol-getolnya "memulai riset" untuk menyelesaikan novel perdanaku. Berhubung aku merasakan sensasi berbagai rasa saat mendalami riset yang sama sekali tidak kuduga ujungnya ini, aku pun merasa harus mencurahkan isi hatiku supaya aku tidak sinting. Berhubung di rumah aku selalu sendirian - emple - makanya blog merupakan teman curhat paling cocok saat ini.

Entah kenapa aku menulis judul di atas? Barangkali karena itu adalah kalimat yang terucap dari hatiku saat aku menemukan (lagi-lagi) kuldesak alias jalan buntu atas jawaban2 data pendukung ceritaku kali ini. Tapi, untuk menjawab rasa penasaran nyamuk-nyamuk hutan yang berkeliaran di luar rumahku saat ini, baiknya aku ceritakan secara singkat, profil aneh dalam hidupku, karena memang, aku tergolong mahluk aneh, di dunia normal ini.

Duluuuu sekali, aku dibesarkan di keluarga yang relatif tidak memiliki apapun, tidak mengenalkan apapun, dan tidak mengajarkan apapun tentang jenis-jenis hobi di dunia ini dan apa pentingnya hobi ini bagi masa depanku. Akhirnya, aku yang kecil, selanjutnya akan kusebut kayul, yang aslinya berdarah penasaran dan gemar merusak atau menghilangkan barang, mulai mencari-cari masalah. Misalnya saja, rupanya si kayul ini sama sekali tidak bisa diajari hidup normal dan bersopan santun, karena setiap kali dia pulang sekolah sendirian dan mendapati tidak ada orang di rumah, dia akan mulai memasuki rumah melalui cara yang aneh. Cara ini mengingatkan akan cara Huckleberry Fin (bener ga tulisannya?). Kayul akan mulai mencari celah kekurangan sistem akses di rumahnya dan menyusup rumahnya tanpa kunci! Kayul sangat senang melakukan ini karena dia akhirnya mendapatkan sedikit rasa adrenalin di hatinya. Tentu saja akhirnya sang ortu memergokinya dan memarahinya habis-habisan.
Kekurangan kayul adalah, dia mengalami transisi masa kecil beberapa kali. Jika diceritakan sepenuhnya, maka jadilah satu novel berjudul "The Freakest". Yang akan diceritakan di sini adalah kayul yang mengalami transisi awal SD saja. Di mana dia tinggal di lingkungan dengan kondisi anak-anak yang sangat keras, sehingga dia selalu merasa sendiri. Anak-anak di kampungnya selalu memandang dia berbeda, karena kebanyakan perempuan kecil di kampungnya harusnya sudah mahir mencuci baju dengan tangan, memasak, menjahit, dsb. Sedangkan kayul, hampir tidak menguasai semuanya itu. Agar diterima di lingkungan para perempuan desa itu, kayul belajar menyetrika pakaiannya sendiri, mengiris sayuran, memasak, bahkan memasukkan benang ke dalam jarum. Anehnya, kayul tetap dianggap sebelah mata oleh mereka karena dianggap masih belum ekspert. Kayul pun juga merasa aneh, karena dia merasa tidak menikmati semua itu. Dia lebih menikmati permainan badminton dengan raket murahan di gudangnya, melihat pertandingan olahraga, bahkan kayul lebih jago menggocek bola daripada memasak! 
Kayul akhirnya merasa putus asa dan memutuskan menjadi dirinya sendiri. Persetan dengan semua perempuan2 di desanya, pikirnya. 
Kayul pun sempat menghabiskan hari yang membosankan sendiri di rumahnya. Kadang dia menghilangkan kunci rumah dengan keusilannya, memecahkan meja ruang tamu yang baru dibeli ayahnya karena berlatih drama sendiri di rumah, hingga bermain kayu-kayu bekas di halaman belakang rumahnya. Kayul berfikir dia sungguh sial tidak memiliki saudara kandung yang bisa diajaknya bermain waktu itu.
Suatu hari, kayul ditawari untuk membantu membuat kue kering di rumah neneknya. Kayul diberi tugas untuk mengangkat kue kering yang baru matang dari cetakan. Dari situlah awalnya, kayul menyadari, dia sangat menyukai membuat kue. Namun bertahun-tahun sesudahnya, kayul tidak pernah dipercaya untuk membuat kue sendiri oleh keluarganya. Hal ini tentu saja dapat dimaklumi, karena bahan kue cukup mahal, dan keluarga kayul bukanlah keluarga yang sangat berlebihan. Namun, justru hal itu membuat kayul akhirnya berjanji, suatu saat dia akan bisa membuat kue sendiri dan mempunyai oven sendiri. 18 tahun kemudian, hal itu benar-benar terjadi!
Lalu balik lagi ke kayul jaman SMP. Setelah masa SD yang begitu-begitu saja, kayul masuk SMP. Dia di sini menemukan bahwa ayahnya selalu mengajari orang lain, anak lain tepatnya, untuk melukis. Namun tidak pernah mengajari kayul untuk melukis atau menggambar. Padahal kayul sangat menyukai menggambar / melukis. Akhirnya, kayul menonton film Titanic saat kelas 1 SMP. Di sana ada adegan Jack menggambar Rose dengan menggunakan pensil dan jemari jack memoles arang di atas kertas dan membentuk bayangan! Kayul sangat takjub dengan teknik sederhana itu. Dia akhirnya berlatih sendiri. Dua hari kemudian, dia membalas ayahnya dengan menciptakan 8 lukisan foto dengan menggunakan pensil 2B! Akhirnya kayul menemukan hal kedua yang disukainya : Melukis!

Saat SMP, kayul sangat banyak membuat lukisan, dari lukisan foto sampai cat minyak di kanvas. Satu lagi hal yang kayul sukai adalah menyulam strimin. Kayul akan sangat menikmatinya kala dia tidak mood membuat lukisan. Tampaknya, kelak, kayul akan cocok kuliah di IKJ.
Suatu hari, kayul menemukan teman baru. Dia adalah tetangga kayul, namun baru agak akrab saat SMP. Kayul dan dia sering bercanda cerita-cerita yang lucu tentang tetangga-tetangga kami. Kami akan tertawa semalaman sampai jarang belajar. Malamnya, kayul punya ide, bagaimana kalau cerita-cerita itu dibuat komik!
Akhirnya, kayul bikin komik yang pertama. Judulnya : Naughty Boy. Tidak disangka, tetangga kayul sangat menyukainya dan tertawa terpingkal-pingkal. Kayul tentu saja mengadaptasi model komiknya Akira Toriyama karena waktu itu lagi gndrung2nya sama Dragon Ball.
Akhirnya sejak saat itu, kayul gemar sekali membuat komik. Dan 6 tahun sesudah itu, kakak sepupu kayul tanpa sengaja menemukan tumpukan komik-komik kayul jaman SMP dan dia terpingkal-pingkal membacanya. Andai takdir sedikit berbeda, mungkin saat ini kayul sudah bekerja sebagai seniman atau komikus.
Lalu, masa SMU bukan masa produktif bagi dunia seni kayul. Kayul hanya sempat melukis Group band Gigi di atas hartop dan Sheila on 7. Itu by request ya. Kalo ingat geli banget. Pelajaran yang padat membuat kayul lupa bahwa kayul punya hobi. Akhirnya, sejak SMU kayul resmi berhenti dari dunia komik dan melukis. Pernah sih, suatu ketika, kayul lewat depan studio lukisan, “Bani Amora”, milik guru kesenian kayul di SMU, kayul sempat merasa kangen, namun kayul merasa takdir menuntun kayul ke arah yang sama sekali berbeda dengan kegiatan otak kanan.
Akhirnya kuliah, kayul menyukai hobi baru, membaca novel. Kayul suka dengan novel romance, misteri, detektif, dan science. Namun, kayul tidak pernah sekalipun berfikir untuk menulis. Kayul pikir, kayul tidak punya nyali, dan bakat tentunya. Lagi pula, kayul punya cita-cita yang sama sekali berbeda dengan hal-hal seperti itu.
Akhirnya tepat 22 tahun sejak kayul pertama kali bercerita di atas, kayul saat itu sudah menikah dan punya anak. Kayul sudah membuat berpuluh-puluh resep kue berbeda. Kayul punya hobi baru bernama fotografi dan suka sekali jalan-jalan di alam liar. Hanya saja kesempatanlah yang membuat kayul tidak leluasa melakukan dua hal tersebut. Yang jelas, kayul merasa punya banyaaaaaak sekali hobi dan bersyukur bisa melakukannya.
Suatu hari, anak kayul harus pindah dengan orang tua kayul dan kayul juga harus terpisah dari suami kayul. Kayul hidup sendiri di rumah kayul. Pagi sampai sore kayul bekerja. Malam hari idealnya, kayul harusnya mengerjakan pekerjaan kantor yang belum selesai, jalan-jalan dengan teman-teman, atau nonton tv. Namun entah kenapa, pada suatu malam, kayul sama sekali tidak ingin melakukan semua kegiatan itu.
Malam itu, kayul merasa sangat kesepian seperti orang bodoh di rumah sendiri. Sibuk meratapi kerinduan terhadap anak kayul. Daripada sinting, akhirnya kayul pergi ke Gramedia. Kayul teringat, kayul selalu suka membaca novel waktu kuliah. Dan saat itu, kayul memborong beberapa novel, barangkali ada 15 buah novel yang kayul beli waktu itu. Kayul memang boros.
Sampai di kamar, kayul memutuskan tidak keluar jalan-jalan karena bosan dan ingin membaca novel-novel yang baru diborongnya. Jam demi jam berlalu, ternyata kayul sangat menyukai novel-novel itu. Tapi anehnya, kayul merasa ada ketidakpuasan setelah membaca. Misalnya ya, kayul akan mengkritik penulisnya karena memasangkan wanita jelek dengan lelaki tampan. Hal itu membuat kayul sebal. Kayul tidak menyadari, bahwa sudut pandang penulis bisa sangat berbeda dengan pembaca. Dan sekarang kayul menyadarinya.
Akhirnya, sudah 14 novel yang kayul baca sejak dari Gramed. Tinggal satu novel lagi, “Beware a Scot’s Revenge” / "Pembalasan Pria Skotlandia" karangan Sabrina Jeffries. Kayul sempat ragu ngeliat covernya. Gambar seorang perempuan dengan rok setengah terbang. Kayul khawatir novelnya tidak menarik. Namun melihat tanggapannya dan nominasi yang dimenangkan buku ini, kayul jadi memantapkan diri untuk memabacanya.
Akhirnya, tidak terasa, kayul benar-benar jatuh cinta pada buku ini. Pada tokoh-tokohnya. Pada karakter tokohnya. Jalan ceritanya. Adegan-adegannya. Pokoknya semuanya deh! Menurut versi kayul, tidak ada buku novel romance lebih baik dari pada buku ini. Kayul sangat menyukainya, biarpun seluruh dunia menyukai “Go with the wind”, menurut kayul novel Sabrina yang ini jauh lebih bagus. Gara-gara buku ini, kayul benar-benar pengen mencoba menulis.
Ngomong2 soal Go with the wind, uh, kayul sebel sama covernya yang mengingatkan kayul pada pria cabul! Udah gitu bukunya tebel banget! dan ceritanya juga bikin darah tinggi. back to laptop.
Percobaan pertama menulis adalah membuat cerpen. Meskipun kayul mengetik dengan mengalir, namun kayul baru menyadari, menulis itu tidak semudah yang dibayangkan orang. Harus ada factor greget dari tulisan kita. Dan kayul belum menguasai itu saat pertama kali menulis. Tidak heran, tulisan kayul lebih hambar daripada nasi jagung!
Cerpen pertama gagal total. Cerpen kedua gagal lagi. Ketiga tidak selesai. Keempat, kayul bahkan muak ingin melanjutkannya. Akhirnya, yang kelima, kayul berhasil membuat cerpen yang yah… tidak bagus sih, Cuma lumayan bagi pengalaman kayul. Judulnya : Album Cokelat Ibu.
Sejak itu, kayul semangat  buat menulis yang lain-lainnya juga. Kayul jadi punya banyak sekali ide cerita. Televisi jadi barang tidak berguna di rumah, karena kayul akan menghabiskan waktu luang untuk menulis. Bagi kayul, itu sangaaat mengasyikkan. Hanya saja, kayul sebenarnya adalah karyawan di sebuah perusahaan yang sangat menyita waktu. Kerjaannya buanyak buanguet, belum lagi kalau ada kegiatan ekstrakurikuler tiada akhir. Hal itu menjadi ujian bagi kayul untuk menyempatkan diri menulis.
Meski demikian, kayul tetap berusaha menyempatkan waktu untuk menulis. Kali ini, kayul punya project menyelesaikan novel yang, menurut kayul ya, seruuuu banget. Kalau beneran kayul bisa bikin sesuai bayangan di kepala kayul, menurut kayul, novel ini akan keren banget. Hanya saja, karena factor teknisnya banyak, kayul harus melakukan riset yang banyak banget.
Masalahnya adalah, kayul tidak mengerti sama sekali bidang yang dibahas di novel ini. Oleh karena itu, kayul bela-belain ngenet, beli buku, nanya2, karena kayul tidak ingin novel kayul terkesan dangkal. Kayul tetep lanjut melakukan riset yang penuh ujian ini, tentunya sambil membagi waktu dengan kerjaan kayul ya. Semoga kayul bisa semangat menyelesaikan novel ini sesuai harapan dan bayangan kayul. Dan semoga novel kayul bisa diterima penerbit. Kayul ga minta muluk2 untuk sekarang, kayul hanya ingin novel kayul diterima penerbit dan banyak orang yang suka. Ga perlu best seller atau apalah, diterima penerbit dulu aja sudah alhamdulillah..... dan tentunya suatu saat, kayul akan terus membuat tulisan2 yang bagus dan bisa salaman atau bertemu dengan penulis idola kayul, Sabrina Jeffries atau Pak Dan Brown suatu saat nanti. Aminnnnnnnn!

Ayo Kayul Semangat!!!


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.