Meskipun saya penggemar film berbagai genre, tapi saya tidak
mudah untuk dibuat terkesan oleh sebuah film. Namun tidak bagi film satu ini. Luar biasa! Itulah
yang saya ucapkan dari mulut saya setelah film ini berakhir. Bisa dibilang,
film Jepang berjudul Confessions ini benar-benar mengacak acak emosi saya. Dan terbukti,
film ini banyak menyabet penghargaan nasional dan internasional.
Kalau menurut saya, film ini masuk kategori psychological thriller
dengan twist ending yang puaaaaaasss banget! Kalau boleh saya
rangkum menjadi satu kalimat yang mewakili ceritanya, kalimatnya barangkali
cocok dengan ini : “Pembalasan dendam paling efektif”.
Terus terang, acak
acaknya emosi saya, dikarenakan, sebenarnya saya memiliki beberapa kemiripan
dengan tokoh dalam film ini, seorang ibu yang memiliki satu anak dan masih
kecil, dan si pelaku / penjahat dalam film ini adalah seorang anak kecil (smp),
yang karena dia bocah lelaki, saya jadi ingat dengan anak saya.
Permasalahan utama emosional dari film ini adalah, pembalasan dendam tersebut dilakukan oleh seorang guru wanita kepada muridnya,
seorang bocah lelaki kecil, karena telah membunuh anak perempuan satu-satunya
yang masih kecil (duh.. saya kalo teringet jadi sedih L) dengan cara yang dingin
namun paling kejam bagi bocah lelaki tersebut. Ampun deh saya ngeliatnya…. Tapi
ga ada something gore / sadis2an di sini, murni psikologi. Plus, awalnya saya sebel banget melihat bocah tersebut karena tidak menyesali perbuatannya, namun di tengah-tengah film saya jadi tahu bahwa sebenarnya dia seorang anak yang haus kasih sayang dan hanya mencari perhatian. Di sisi lain saya benci, di sisi lain saya juga ada rasa iba.
Untuk lihat review film ini, banyak banget tersedia di mbah google, atau klik di sini.
Yang sudah terlanjur nyasar di blog ini, bisa langsung cekidot step-step inti ceritanya di bawah yah, dan karena saya ga terlalu suka kejutan, saya ga akan pelit kasih bocoran twist ending film yang bikin hati saya puas ini.... cekidot :
- Yoko Moriguchi seorang guru wanita SMP yang juga
single parents mengundurkan diri dari sekolah. Hal ini karena putri
satu-satunya yang masih kecil meninggal tenggelam di kolam renang yang oleh
polisi dianggap kecelakaan.
- Di hari terakhir pengunduran dirinya, dia
mengungkapkan di depan kelas bahwa sebenarnya anaknya tidak meninggal akibat
kecelakaan, namun karena dibunuh dua orang muridnya yang dia sebut murid A dan
murid B. Dari beberapa keterangannya, murid-murid di kelas pun tahu siapa murid
A dan murid B.
- Sebelumnya, Yoko membagikan susu kepada murid-murid
di kelasnya yang juga dihuni oleh murid A dan murid B. Setelah muridnya meminum
susu tersebut, Yoko mengungkapkan bahwa susu yang diminum murid A dan murid B
telah dicampur dengan virus HIV dan bisa dicek perkembangannya setelah 3 bulan.
Hal ini menyebabkan murid-murid heboh, dan murid A dan murid B panic.
Flashback film :
- Murid A sebenarnya adalah anak yang paling
jenius di sekolah, tapi introvert. Karena kurang kasih sayang akibat ditinggal
ibunya yang ingin meniti karir di bidang ilmuwan, murid A terobsesi untuk membuat
penemuan yang membuat ibunya kembali padanya. Intinya dia adalah anak haus
kasih sayang.
- Murid B sebenarnya anak yang selalu menjadi
obyek bullying dan bodoh.
- Masalah bermula ketika murid A berhasil
menemukan resleting dompet yang dapat menyetrum seseorang yang membukanya (anti
mugger). Ketika murid A menunjukkan kepada Yoko, jelas Yoko melarangnya karena
berbahaya. Kecewa dengan hal tersebut, murid A akhirnya bertekad mengetes
penemuannya itu dan mencari dukungan yang jatuh pada murid B.
- Murid B yang bodoh dan mengiyakan apapun yang
dikatakannya berinisiatif untuk mengetes dompet tersebut pada Manami, putri
Yoko yang masih kecil.
- Manami yang pada hari naas itu ada di dekat
kolam renang sekolah Yoko, terbujuk oleh rayuan kedua murid tersebut dan mau
untuk membuka dompet yang diberikan murid A. Alhasil, Manami terjatuh di lantai
dan tak sadarkan diri. Murid A mengira Manami tewas dan menyalahkan murid B
sembari melarikan diri.
- Murid B yang tidak terima diolok-olok oleh murid
A bermaksud untuk membuktikan bahwa dirinya berguna. Dia sempat melihat Manami
membuka mata, namun karena murid B dikuasai oleh keegoisannya dan kepanikannya (atau kebodohannya???),
dia melempar Manami ke kolam. Manami pun meninggal karena tenggelam.
- Polisi akhirnya tidak bisa menyeret murid A dan
murid B ke penjara dan menganggap kejadian tersebut karena kecelakaan.
Alasannya, karena mereka berdua masih di bawa umur. Dari sinilah Yoko berniat
memberikan terror mental kepada murid A dan murid B.
Yang saya suka di sini adalah, begitu Yoko tahu pembunuh anaknya tidak diganjar apa-apa, ekspresinya sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya yang masih kecil sangat dingin, seperti tidak ada kesedihan dan kebencian, emosinya benar-benar tidak bisa ditebak.
Yang saya suka di sini adalah, begitu Yoko tahu pembunuh anaknya tidak diganjar apa-apa, ekspresinya sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya yang masih kecil sangat dingin, seperti tidak ada kesedihan dan kebencian, emosinya benar-benar tidak bisa ditebak.
Balik lagi ke plot film saat pengunduran diri Yoko.
- Murid A dan Murid B pasca meminum susu
menanggapi kejadian tersebut dengan hal berbeda. Murid B shock, tidak mau masuk
sekolah, tidak mau mandi, tidak mau keluar kamar, ibunya sampai menderita.
Akhirnya karena stress, dia membunuh ibunya dengan menusuknya memakai pisau, padahal ibunya adalah orang yang benar-benar mencintai
dan setia kepadanya, dan akhirnya karena menyesal yang mendalam, murid B
menjadi gila.
- Murid A, awalnya memang panic setelah diberitahu
jika susu yang telah diminumnya terinfeksi virus HIV. Namun dia lama-lama
melihat hal ini justru akan menjadi peluang dirinya “dikasihani” ibunya lagi
dan mendapatkan kasih sayangnya. Belakangan diketahui bahwa dia sebenarnya
telah melakukan tes dan mendapatkan hasil negative. Jadi sebenarnya, susu yang
diminum murid A dan murid B tidak terinfeksi HIV.
- Yoko mengirimkan email gelap kepada
murid-muridnya agar mereka membully murid A. Yoko tetap mencari berita mengenai
murid A yang awalnya menderita karena di bully oleh teman-temannya. Namun,
akhirnya murid A berhasil mengatasi bullying dengan cara menakut nakuti
teman-temannya dengan darahnya yang dia koarkan mengandung HIV. Teman-temanya
pun akhirnya takut membully dia dan lambat laun dia tidak menjadi korban
bullying lagi. Yoko kecewa saat dia tahu murid A tidak dibully lagi.
- Murid A mempunyai website yang menceritakan
bahwa dia merasa menderita karena telah ditinggalkan ibunya. Ia berusaha keras
membuat penemuan-penemuan yang akan membuat ibunya kembali melihatnya. Suatu
hari, dia mengunjungi laboratorium tempat ibunya bekerja, namun yang ia temukan
adalah foto ibunya bersama pria lain, yang ternyata adalah pria yang telah dinikahinya,
di mana mereka saat itu tengah berbulan madu. Murid A kecewa berat. Dia menulis
di websitenya bahwa dia tidak mencintai ibunya lagi. Ternyata, websitenya
tersebut diikuti oleh Yoko, dan Yoko sebagai orang dewasa yang terus mengikuti
websitenya paham bahwa sebenarnya Murid A telah berbohong dengan mengatakan
tidak mencintai ibunya.
- Murid A akhirnya membuat proyek merakit bom. Dia
ingin bunuh diri bersama murid-murid di aula saat kelulusan. Bom rencananya
akan dia ledakkan tepat setelah dia berpidato yang dikontrol melalui tombol
ponsel miliknya.
- Menjelang kelulusan, murid A meletakkan bom di
area aula secara diam-diam, dia yakin rencananya akan berhasil.
- Saat hari kelulusan tiba, tibalah murid A maju
ke depan mimbar untuk berpidato sebagai lulusan terbaik. Begitu pidatonya
selesai, dia memencet tombol ponsel miliknya dan berharap ledakan terjadi. Namun
tidak terjadi apapun. Mimik murid A yang semula cerah, menjadi bingung. Dia pun
memencet kembali tombol control bom beberapa kali dan tidak terjadi apapun.
- Tiba-tiba muncullah dering telepon di ponselnya.
Murid A kaget dan mengangkat telepon tersebut. Ternyata telepon tersebut dari
Yoko yang selanjutnya tiba-tiba saja Yoko hadir di aula itu untuk mengungkapkan hal yang sangat
mengejutkan bagi Murid A dan seluruh pengunjung aula.
- Ternyata, bom rakitan murid A telah dipindahkan
ke laboratorium ibu murid A menjelang waktu peledakan. Yoko juga menceritakan,
bahwa bom tersebut dia bungkus layaknya kado dan diserahkan ke Ibu Murid A sebagai hadiah proyek dari murid A. Dia menceritakan tentang
kehebatan dan juga perilaku murid A. Yoko mengatakan pada murid A, betapa
ibunya sangat menyesal meninggalkan dia dan masih mencintainya. Pengakuan dari
Yoko ini sangat mengejutkan murid A dan membuatnya shock. Jadi, murid A telah
membunuh orang yang paling dicintainya, yaitu ibunya, dengan bom rakitannya sendiri. Murid A kemudian menangis meraung-raung
di tengah kerumunan murid-murid yang juga kaget karena murid A berniat membunuh
mereka dengan bom.
- Pesan yang paling mendalam dari Yoko untuk murid A di ending film adalah : “mulai
saat ini, hidupmu akan terus dihantui oleh penyesalan seumur hidupmu!” dan film
pun berakhir.
apik yoooo.............. pinter seng gae film
ReplyDelete