Sunday 27 October 2013

Confession (Kokuhaku) ~ 2010


Meskipun saya penggemar film berbagai genre, tapi saya tidak mudah untuk dibuat terkesan oleh sebuah film.  Namun tidak bagi film satu ini. Luar biasa! Itulah yang saya ucapkan dari mulut saya setelah film ini berakhir. Bisa dibilang, film Jepang berjudul Confessions ini benar-benar mengacak acak emosi saya. Dan terbukti, film ini banyak menyabet penghargaan nasional dan internasional.

Kalau menurut saya, film ini masuk kategori psychological thriller dengan twist ending yang puaaaaaasss banget! Kalau boleh saya rangkum menjadi satu kalimat yang mewakili ceritanya, kalimatnya barangkali cocok dengan ini : “Pembalasan dendam paling efektif”. 

Terus terang, acak acaknya emosi saya, dikarenakan, sebenarnya saya memiliki beberapa kemiripan dengan tokoh dalam film ini, seorang ibu yang memiliki satu anak dan masih kecil, dan si pelaku / penjahat dalam film ini adalah seorang anak kecil (smp), yang karena dia bocah lelaki, saya jadi ingat dengan anak saya. 

Permasalahan utama emosional dari film ini adalah, pembalasan dendam tersebut dilakukan oleh seorang guru wanita kepada muridnya, seorang bocah lelaki kecil, karena telah membunuh anak perempuan satu-satunya yang masih kecil (duh.. saya kalo teringet jadi sedih L) dengan cara yang dingin namun paling kejam bagi bocah lelaki tersebut. Ampun deh saya ngeliatnya…. Tapi ga ada something gore / sadis2an di sini, murni psikologi. Plus, awalnya saya sebel banget melihat bocah tersebut karena tidak menyesali perbuatannya, namun di tengah-tengah film saya jadi tahu bahwa sebenarnya dia seorang anak yang haus kasih sayang dan hanya mencari perhatian. Di sisi lain saya benci, di sisi lain saya juga ada rasa iba.

Untuk lihat review film ini, banyak banget tersedia di mbah google, atau klik di sini.

Yang sudah terlanjur nyasar di blog ini, bisa langsung cekidot step-step inti ceritanya di bawah yah, dan karena saya ga terlalu suka kejutan, saya ga akan pelit kasih bocoran twist ending film yang bikin hati saya puas ini.... cekidot :

-    Yoko Moriguchi seorang guru wanita SMP yang juga single parents mengundurkan diri dari sekolah. Hal ini karena putri satu-satunya yang masih kecil meninggal tenggelam di kolam renang yang oleh polisi dianggap kecelakaan.

-    Di hari terakhir pengunduran dirinya, dia mengungkapkan di depan kelas bahwa sebenarnya anaknya tidak meninggal akibat kecelakaan, namun karena dibunuh dua orang muridnya yang dia sebut murid A dan murid B. Dari beberapa keterangannya, murid-murid di kelas pun tahu siapa murid A dan murid B.

-    Sebelumnya, Yoko membagikan susu kepada murid-murid di kelasnya yang juga dihuni oleh murid A dan murid B. Setelah muridnya meminum susu tersebut, Yoko mengungkapkan bahwa susu yang diminum murid A dan murid B telah dicampur dengan virus HIV dan bisa dicek perkembangannya setelah 3 bulan. Hal ini menyebabkan murid-murid heboh, dan murid A dan murid B panic.

Flashback film :

-    Murid A sebenarnya adalah anak yang paling jenius di sekolah, tapi introvert. Karena kurang kasih sayang akibat ditinggal ibunya yang ingin meniti karir di bidang ilmuwan, murid A terobsesi untuk membuat penemuan yang membuat ibunya kembali padanya. Intinya dia adalah anak haus kasih sayang.

-      Murid B sebenarnya anak yang selalu menjadi obyek bullying dan bodoh.

-     Masalah bermula ketika murid A berhasil menemukan resleting dompet yang dapat menyetrum seseorang yang membukanya (anti mugger). Ketika murid A menunjukkan kepada Yoko, jelas Yoko melarangnya karena berbahaya. Kecewa dengan hal tersebut, murid A akhirnya bertekad mengetes penemuannya itu dan mencari dukungan yang jatuh pada murid B.

-    Murid B yang bodoh dan mengiyakan apapun yang dikatakannya berinisiatif untuk mengetes dompet tersebut pada Manami, putri Yoko yang masih kecil.

-      Manami yang pada hari naas itu ada di dekat kolam renang sekolah Yoko, terbujuk oleh rayuan kedua murid tersebut dan mau untuk membuka dompet yang diberikan murid A. Alhasil, Manami terjatuh di lantai dan tak sadarkan diri. Murid A mengira Manami tewas dan menyalahkan murid B sembari melarikan diri.

-    Murid B yang tidak terima diolok-olok oleh murid A bermaksud untuk membuktikan bahwa dirinya berguna. Dia sempat melihat Manami membuka mata, namun karena murid B dikuasai oleh keegoisannya dan kepanikannya (atau kebodohannya???), dia melempar Manami ke kolam. Manami pun meninggal karena tenggelam.

-      Polisi akhirnya tidak bisa menyeret murid A dan murid B ke penjara dan menganggap kejadian tersebut karena kecelakaan. Alasannya, karena mereka berdua masih di bawa umur. Dari sinilah Yoko berniat memberikan terror mental kepada murid A dan murid B.

    Yang saya suka di sini adalah, begitu Yoko tahu pembunuh anaknya tidak diganjar apa-apa, ekspresinya sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya yang masih kecil sangat dingin, seperti tidak ada kesedihan dan kebencian, emosinya benar-benar tidak bisa ditebak.

Balik lagi ke plot film saat pengunduran diri Yoko.

-      Murid A dan Murid B pasca meminum susu menanggapi kejadian tersebut dengan hal berbeda. Murid B shock, tidak mau masuk sekolah, tidak mau mandi, tidak mau keluar kamar, ibunya sampai menderita. Akhirnya karena stress, dia membunuh ibunya dengan menusuknya memakai pisau, padahal ibunya adalah orang yang benar-benar mencintai dan setia kepadanya, dan akhirnya karena menyesal yang mendalam, murid B menjadi gila.

-     Murid A, awalnya memang panic setelah diberitahu jika susu yang telah diminumnya terinfeksi virus HIV. Namun dia lama-lama melihat hal ini justru akan menjadi peluang dirinya “dikasihani” ibunya lagi dan mendapatkan kasih sayangnya. Belakangan diketahui bahwa dia sebenarnya telah melakukan tes dan mendapatkan hasil negative. Jadi sebenarnya, susu yang diminum murid A dan murid B tidak terinfeksi HIV.

-     Yoko mengirimkan email gelap kepada murid-muridnya agar mereka membully murid A. Yoko tetap mencari berita mengenai murid A yang awalnya menderita karena di bully oleh teman-temannya. Namun, akhirnya murid A berhasil mengatasi bullying dengan cara menakut nakuti teman-temannya dengan darahnya yang dia koarkan mengandung HIV. Teman-temanya pun akhirnya takut membully dia dan lambat laun dia tidak menjadi korban bullying lagi. Yoko kecewa saat dia tahu murid A tidak dibully lagi.

-   Murid A mempunyai website yang menceritakan bahwa dia merasa menderita karena telah ditinggalkan ibunya. Ia berusaha keras membuat penemuan-penemuan yang akan membuat ibunya kembali melihatnya. Suatu hari, dia mengunjungi laboratorium tempat ibunya bekerja, namun yang ia temukan adalah foto ibunya bersama pria lain, yang ternyata adalah pria yang telah dinikahinya, di mana mereka saat itu tengah berbulan madu. Murid A kecewa berat. Dia menulis di websitenya bahwa dia tidak mencintai ibunya lagi. Ternyata, websitenya tersebut diikuti oleh Yoko, dan Yoko sebagai orang dewasa yang terus mengikuti websitenya paham bahwa sebenarnya Murid A telah berbohong dengan mengatakan tidak mencintai ibunya.

-      Murid A akhirnya membuat proyek merakit bom. Dia ingin bunuh diri bersama murid-murid di aula saat kelulusan. Bom rencananya akan dia ledakkan tepat setelah dia berpidato yang dikontrol melalui tombol ponsel miliknya.

-   Menjelang kelulusan, murid A meletakkan bom di area aula secara diam-diam, dia yakin rencananya akan berhasil.

-       Saat hari kelulusan tiba, tibalah murid A maju ke depan mimbar untuk berpidato sebagai lulusan terbaik. Begitu pidatonya selesai, dia memencet tombol ponsel miliknya dan berharap ledakan terjadi. Namun tidak terjadi apapun. Mimik murid A yang semula cerah, menjadi bingung. Dia pun memencet kembali tombol control bom beberapa kali dan tidak terjadi apapun.

-   Tiba-tiba muncullah dering telepon di ponselnya. Murid A kaget dan mengangkat telepon tersebut. Ternyata telepon tersebut dari Yoko yang selanjutnya tiba-tiba saja Yoko hadir di aula itu untuk mengungkapkan hal yang sangat mengejutkan bagi Murid A dan seluruh pengunjung aula.

-      Ternyata, bom rakitan murid A telah dipindahkan ke laboratorium ibu murid A menjelang waktu peledakan. Yoko juga menceritakan, bahwa bom tersebut dia bungkus layaknya kado dan diserahkan ke Ibu Murid A sebagai hadiah proyek dari murid A. Dia menceritakan tentang kehebatan dan juga perilaku murid A. Yoko mengatakan pada murid A, betapa ibunya sangat menyesal meninggalkan dia dan masih mencintainya. Pengakuan dari Yoko ini sangat mengejutkan murid A dan membuatnya shock. Jadi, murid A telah membunuh orang yang paling dicintainya, yaitu ibunya, dengan bom rakitannya sendiri. Murid A kemudian menangis meraung-raung di tengah kerumunan murid-murid yang juga kaget karena murid A berniat membunuh mereka dengan bom.

-      Pesan yang paling mendalam dari Yoko untuk murid A di ending film adalah : “mulai saat ini, hidupmu akan terus dihantui oleh penyesalan seumur hidupmu!” dan film pun berakhir.


1 comment:

Note: only a member of this blog may post a comment.