Wednesday 18 September 2013

Jatuh Bangun Menaklukkan Kue Karamel aka Bolu Sarang Semut



Kue caramel atau kadang disebut juga kue sarang semut merupakan salah satu kue khas Indonesia kegemaran saya. Tekstur yang berbeda namun menyenangkan pada satu potong kue merupakan daya tersendiri terhadap kue ini. Rasanya yang khas caramel berpadu dengan gurihnya aroma margarin atau butter membuat saya selalu memfavoritkan kue hitam manis ini sejak pertama bertemu. 

Setelah sekian lama hanya menjadi penikmat kue hitam manis ini, saya berniat untuk mencoba membuat sendiri. Setelah browsing sana sini, saya simpulkan bahwa komentar kebanyakan orang adalah pembuatannya sangat mudah, bahkan sebagian besar tidak menggunakan mixer. Banyak sekali teori yang beredar di internet yang merupakan tips agar kue caramel ini terbentuk sempurna. Namun saya pusing untuk mengambil kesimpulan dari berbagai tips tersebut karena banyak versi yang berbeda. Akhirnya saya mengambil prinsip menganut sebuah situs yang tampaknya sangat meyakinkan. Saya pun percaya diri untuk segera memulai “Proyek Kue Karamel” di dapur saya yang kecil mungil. Berbekal dengan resep di salah satu situs, saya memulai dengan menyiapkan bahan-bahan dan mulai membuat kue caramel. Saya berusaha semirip mungkin dengan anjuran dan langkah-langkah yang disarankan situs tersebut.

1. Tahap Pembuatan Sirup Karamel
 
Saya mulai mencairkan gula di atas wajan Teflon yang ukurannya agak kecil dengan menggunakan api kecil. Anjuran dalam resep tersebut adalah jangan mengaduk gula, namun goyang-goyangkan saja wajannya, agar butiran gula meleleh sempurna seluruhnya. Teknik seperti ini memang pernah saya dengar dari Anna Olson sehingga saya benar-benar “takut” untuk mengaduknya. Namun, ternyata, yang saya alami adalah, salah satu sisi gula tersebut terlebih dahulu gosong, sedang sisi lainnya dan sisi tengah gula masih belum meleleh sebelumya. Saya coba menggoyangkan wajan agar lelehan merata. Namun hal tersebut tidak berhasil. Alhasil, saya sukses menggosongkan caramel saya yang pertama. Hiksss




Caramel Gosong

Tidak lama, saya mencoba menggunakan wajan biasa yang lebar untuk melelehkan caramel. Saya tempatkan gula dan saya lebarkan dengan harapan pemanasannya dapat lebih merata. Saya tetap menggunakan api kecil. Saya tetap tidak mengaduk gula dan hanya menggoyang wajan saja. Namun, entah kenapa, meskipun hasilnya lebih baik, saya tetap menemui proses pelelehan yang tidak merata. Karena saya tidak mau kehilangan caramel untuk yang kedua kali, maka saya langsung menambahkan air panas ke dalam gula meskipun belum terkaramelisasi seluruhnya. Alhasil, memang berhasil menjadi cairan caramel (karena ditambahkan dengan air), namun hati saya masih kurang puas. Saya menggunakan cairan caramel tersebut untuk membuat kue caramel saya yang pertama yang tertunda suksesnya alias gagal hehehe.



Pelelehan Caramel Separuh Sukses
Percobaan saya membuat cairan caramel yang ketiga adalah saat saya membuat kue caramel yang kedua. Saya memakai system pelelehan gula dengan diaduk karena tangan saya gatal ingin mencoba dengan teknik tersebut, meskipun pada beberapa resep tidak menyarankannya. Saya mengaduk sesekali hanya untuk menjaga agar karamelisasi berjalan merata. Ternyata, caramel saya mencair cukup baik, meskipun, masih ada sedikit butiran gula yang belum meleleh. Jika ada pembaca yang mengetahui tips melelehkan caramel dengan baik, mohon dishare ya…
Saya matikan api, dan saya tuang dengan air panas pelan-pelan, karena pertemuan gula dan air panas akan mengejutkan gula sehingga jika tidak hati-hati akan menciprati tangan saya. Untuk tahap karamelisasi gula saya rasa saya sudah cukup puas.

Sirup Caramel yang Lebih Sukses daripada Sebelumnya
2. Tahap Pembuatan Adonan
2. a. Pengalaman Membuat Adonan Gagal Total  

Untuk percobaan resep saya yang pertama, saya menggunakan resep dengan mengaduk susu kental manis dengan wisk hingga 1-2 menit, lalu saya tambahkan margarine dan saya aduk kembali hingga rata. 


Selanjutnya saya tambahkan dengan telur satu per satu sambil saya aduk hingga rata. 


Selanjutnya tiba saatnya saya menambahkan bahan kering dan cairan caramel. 


Cairan caramel yang saya tambahkan masih hangat. Saya hanya mengaduknya hingga rata dengan menggunakan wisk. Adonan terlihat cair dan agak memisah dengan lemaknya, dan menurut resep memang seperti itu. 


Akhirnya saya masukkan adonan tersebut ke dalam cetakan tulban dari Teflon yang sebelumnya telah saya oles dengan margarine dan saya taburi terigu. 


Saya panggang dengan otang saya (oven tangkring) dengan mengira-ngira suhunya, karena penunjuk suhu oven saya sudah tidak valid. Akhirnya setelah kurang lebih satu jam, kue telah matang karena teksturnya telah membal. Menggunakan Loyang Teflon ternyata sangat mudah saat tahap melepas cake karena langsung lepas.
Percobaan pertama tersebut terasa sangat mudah karena hanya menggunakan wisk dan mengaduknya juga tidak susah payah. Namun, mudah di awal, kadangkala merupakan pertanda adanya bencana di akhir. Begitulah, saat saya dengan hati berbunga-bunga mengeluarkan cake yang terbentuk indah dari cetakan. Saya coba mengirisnya dan berharap dapat melihat tekstur lorong-lorong yang indah khas kue caramel. Namun, begitu saya memotongnya, saya langsung tertawa. Saya melihat kue saya tidak memiliki lorong sama sekali!! Begitu saya coba memakannya, rasanya so gooooddd. Saya yakin, apabila berhasil, pastilah akan menjadi kue caramel yang lezat seperti yang diceritakan dalam resep tersebut.  




2.b. Pengalaman Membuat Kue Karamel Separuh Berhasil

Saya mulai berfikir dan menyelidiki apa yang salah dari tahap pembuatan saya?
Mulailah saya browsing dengan resep kue caramel dari Mbak Ricke Indriani “Bunda Nadhifa” yang merupakan salah satu blog yang sering saya kunjungi (http://ricke-ordinarykitchen.blogspot.com/2011/06/bolu-sarang-semut-bolu-karamel.html). Saya mencoba resep beliau dan berusaha mempelajari perbedaan teknik pembuatan saya sebelumnya. Kali ini, saya membuat adonannya dengan tahap yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. 

Saya mulai dengan mengocok telur dengan wisk hingga sedikit berbusa. Selanjutnya saya tambahkan sedikit tepung terigu bergantian dengan caramel cair. Nah di sinilah, saya lupa untuk memasukkan caramel cair terlebih dahulu agar adonan menjadi lebih cair dan siap menerima tepung terigu. Saya terlanjur memasukkan sebagian terigu dulu lalu cairan caramel. Alhasil, terdapat terdapat tepung yang tidak menyatu alias menggerindil. 

Telur Dikocok Hingga Berbusa


Tepung Terigu Seharusnya Dimasukkan Setelah Karamel, Sehingga Tidak Menggerindil Seperti Gambar di Atas

Adonan Menggerindil (Perlu Disaring)
Selanjutnya, saya tambahkan susu kental manis. Di sini saya pernah mendapatkan tips, agar mendapatkan warna caramel yang lebih gelap dan menarik, saya menggunakan susu kental manis cokelat. Setelah susu kental manis ditambahkan, saya mengaduknya lagi hingga rata. Kali ini berbekal nasehat dari seorang teman, saya mengaduk adonan sedikit lebih lama dari pada resep saya yang pertama, hingga adonan cukup licin. Saya juga disarankan agar mengaduk dengan satu arah yang sama sejak awal, saya tidak tahu mengapa, tapi saya coba saja. 

Penambahan SKM Cokelat untuk Membantu Warna Lebih Gelap
Selanjutnya, saya menambahkan margarine yang telah dicairkan dan sudah turun suhunya. Saya mengaduk lagi hingga rata. Selanjutnya, saya tambahkan baking soda sebanyak 1 sdm untuk 1 resep. Saya sempat berfikir, apakah tidak apa-apa menambahkan baking soda sebanyak itu. Saya takut rasanya akan pahit seperti sabun. Namun, saya nekad saja menuruti resep karena saya pernah membaca bahwa penambahan baking soda akan membantu warna kue menjadi lebih gelap dan mengembang. Setelah itu, saya melanjutkan mengaduk adonan hingga rata.

Masukkan Margarine Yang Telah Dilelehkan
Tahap selanjutnya saya masukkan adonan ke dalam  Loyang tulban namun bukan Teflon. Loyang ini terbuat dari logam yang biasa saya gunakan dalam pembuatan chiffon. Saya menggunakan Loyang tulban yang tidak bisa dilepas karena adonan kue ini cukup cair sehingga saya takut akan terjadi kebocoran nantinya. Loyang sudah saya oles margarin dan ditaburi dengan tepung terigu. Saya masukkan Loyang yang sudah terisi adonan ke dalam oven dan saya panggang hingga matang.
Begitu kue matang, saya cukup optimis melihat tekstur permukaan kue tidak halus, yang berarti bahwa udara dalam adonan bergerak ke atas saat pemanggangan. Warna dari kue ini pun gelap dan bagus, lebih bagus daripada warna kue dari resep yang pertama, barangkali penggunaan susu kental manis cokelat juga turut membantu. Selanjutnya saya menghadapi kesulitan saat akan melepas kue dari cetakan. Saya dapati bahwa kue lengket di cetakan, sehingga saya harus melepasnya dengan bantuan pisau dan pukulan ekstra. Saya berkesimpulan bahwa menggunakan Loyang Teflon ternyata lebih mudah dilepas.
Saya sampai pada tahap yang membuat saya deg degan. Saya memotong kue yang telah terlepas dan tercetak indah di atas tatakan. Saya mulai memotongnya dan berharap semoga tebakan saya tidak salah bahwa tektur berlorong-lorong akan terbentuk di kue saya kali ini. Saya mulai memotong, dan memang waktu terasa berhenti saat saya berusaha mengambil potongan tersebut. Dan…. Saya heppi melihat lorong-lorong tersebut. Namun, saya juga tidak terlalu puas, meskipun rasanya lezat, karena tektur lorongnya tidak terbentuk panjang-panjang seperti kue caramel pada umumnya.
Kue Karamel Siap Dilepas Dari Cetakan
Akibat Kue Yang Agak Lengket Di Loyang Tulban Logam, Maka Kue Karamel Sedikit "Terluka"

Kue Karamel Memiliki Serat Sarang Namun Kurang Memuaskan
Akhirnya, saya memang berhasil membuat kue caramel yang lezat, dan berlorong-lorong seperti yang saya harapkan sebelumnya, namun entah kenapa, lorongnya tidak mantap dan tidak panjang-panjang seperti foto Mbak Ricke. Pastilah ada suatu tahap yang saya belum kuasai.

2.c. Percobaan Membuat Kue Karamel Yang Berhasil
Akhirnya dengan berbekal tekad, saya mencoba lagi membuat kue caramel. Kali ini saya menggunakan metode seperti saat saya mempraktekkan bolu sarang semut dari Mbak Ricke Indriani dengan resep yang juga dari beliau. Perbedaannya adalah waktu pengadukan adonan. Saya mencermati resep beliau pada kalimat “diaduk sampai rata dan licin”, saya berfikir barangkali resep ini membutuhkan waktu pengadukan lebih lama. Akhirnya saya mencoba untuk mengaduk selama kurang lebih 20 menit pada saat pencampuran tepung dan cairan caramel ke adonan. Untuk pengadukan saat margarine dimasukkan, saya aduk asal rata saja.

Untuk Loyangnya, saya menggunakan Loyang tulban dari Teflon, karena berdasarkan pengalaman saya Loyang Teflon lebih mudah dilepas. Saya hanya mengoleskan margarine tipis-tipis, karena berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, kue caramel akan sangat berminyak karena saya mengoleskan margarine ke Loyang agak tebal.
Kue Siap Dilepas Dari Cetakan

Tekstur Kue Yang Memberi Harapan Akan Munculnya Sarang yang Indah

Cantik!

Syauqi Bersikeras Minta Difoto Bareng Cake hihi

Lihatlah Sarang yang Indah Itu Nyamm



Siap Diantar Ke Tetangga
Dan… hasilnya??? Luar biasa! Untuk pertama kalinya saya mendapatkan bolu caramel buatan sendiri yang lezat dan bersarang-sarang indah… lovely…

2 comments:

  1. Mbk aq juga baru berhasil bikin karamel sarang semut gara2 baca blog ini...tks share ilmunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama2 mbak ^_^ alhamdulillah bermanfaat
      sukses selalu

      Delete

Note: only a member of this blog may post a comment.