Monday 1 September 2014

Perasaanku Saat Membuat Novel Perdana

Gila!

Itu mungkin kata-kata singkat yang terus-menerus berdengung di hatiku saat menyelesaikan novel pertamaku. Tiada hari tanpa berfikir tentang apa yang telah kutulis dan akan kutulis. Di toilet, di tempat tidur, belanja, di kendaraan, jalan-jalan, bahkan saat ngobrol. Novel ini benar-benar menguras pikiran dan perasaanku.

Kadang mood yang bagus tiba2 memburuk saat aku meragukan apa yang telah kutulis dan kukonsepkan dengan yakin sebelumnya. Kadang mood yang sangat buruk bisa melompat bahagia seketika saat aku merasa menemukan sebuah ide cemerlang. Aku tidak tahu, rupanya begini rasanya membuat sebuah novel. Tidak ada yang sederhana!

Gagasan mengetik novelku sambil menyanding buku Tere Liye berjudul Amelia yang sekali-sekali kubaca ternyata bukan gagasan yang baik. Novelku yang sebelumnya terasa bersinar mendadak terasa seperti sampah. Aku yang sudah maju selangkah, mundur dua langkah lagi. Ya! Aku Minder!

Membaca dua paragraf tulisan Tere Liye saja sudah membuatku tertawa. Ah.... novelku... malang nian nasibmu... hiks hiks hiks....

Kapankah aku selesai membuat yang satu ini setelah berbulan-bulan lamanya? akankah selesai tepat waktu? akankah berakhir di tempat sampah? aku rasanya pengen menangis dan tertawa jika membayangkan perasaan orang yang akan membacanya.

Ahhh... tampaknya, meskipun pada akhirnya akan masuk ke tempat sampah pun, aku musti menyelesaikan ini. Bagaimanapun juga musti selesai. Meskipun aku harus dibantu musiknya Public Enemy yang berjudul Harder Than You Think. Biar kuputar musiknya berulang kali sampai minderku hilang ditelan Tere Liye.... Ah... Tere Liye, kenapa kau pintar sekali menulis! Kau membuatku benar-benar seperti badut!

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.