Friday, 13 December 2013
Kecanduan Paling Berbahaya
Bukan kopi, rokok, miras, atau narkoba.....
Melainkan ..... Ya.... si "Topeng Kaca (Glass Mask)"!!!!
Inilah kecanduan para wanita paling berbahaya
Di dalamnya terkandung ganja dosis tinggi 10000000 kali lipat lebih bernama Masumi Hayami
atau putau dosis tinggi 100000000 kali lipat bernama Maya Kitajima dan Sakura Koji Yuu......
Inilah candu paling berbahaya, karena candu ini bisa memedang waktu produktifku
dan aku harus melawan sekuat tenaga
Meski kadang-kadang aku tak berdaya menghadapinya
Aku sungguh tidak habis pikir dengan Miuchi Suzue, karena sang pembuat candu ini bukan hanya
menyihir diriku, namun juga menyihir ribuan mata wanita dan merampok waktu mereka hanya untuk "ngadat" dengan Topeng Kacanya...
Entah sihir tingkat tinggi apa yang digunakannya
Meski selama puluhan tahun seri terbarunya belum tamat juga, seluruh pecandu seakan setia dengan asa kelanjutan candu ini
Meski sempat dikabarkan meninggal, namun para pecandu tetap setia
Yang jelas, aku kecanduan, sejak aku pertama kali mengenalnya... dan aku telah berusaha keras memutus hubungan dengan candu ini
Namun, sialnya, aku bertemu dengan pengedar candu di tempatku
yang tak kuasa untuk kutolak
Karena masih.... pesona Topeng Kaca telah menjadi penyakit bernama kanker Topeng Kaca di hatiku
Wednesday, 27 November 2013
Aftershocks (Tangshan Dadizhen) - 2010
Tidak biasanya saya mellow terutama saat saya berada di salah satu
tempat favorit saya, Jogjakarta. Namun, malam ini, entah kenapa tiba-tiba
perasaan mellow bin termehek-mehek melanda. Barangkali karena saya sedang tidak
bisa mencicipi Gudeg Yu Djum karena radang tenggorokan. Akhirnya, daripada
membaca Buku Ainun & Habibie yang membuat mata saya sayup, saya memutuskan
menonton televisi. Tidak sengaja, mata saya tidak mau beralih ke salah satu
channel yang sedang menghadirkan sebuah film berjudul "Aftershocks"
atau dalam bahasa chinanya berjudul Tangshan
Dadizhen. Tak disangka,
filmnya cukup bagus. Rating subyektif saya 8/10.
Film ini tergolong drama yang sedih dan sepanjang film mata saya
basah karena terlalu menghayati. Film yang dibuat untuk mengenang gempa bumi
Tangshan di China tahun 1976 yang merenggut kurang lebih 240.000 jiwa ini
ternyata cukup sukses dan meraih keuntungan lebih dari 100 juta dollar di box
office China. Akting Xi Fan yang berperan sebagai seorang ibu (Li Yuanni) bagi
saya adalah soul dalam film ini. Kesedihan yang dipancarkannya sepanjang film membuat
hati saya sukses termehek-mehek.
Film dimulai pada setting tahun 1976 di Tangshan, China, di mana
sebuah keluarga sederhana yang bahagia tinggal di sebuah apartemen sederhana. Mereka
tediri dari ayah (Fang Daqiang), ibu (Li Yuanni) dan dua anak kembar, perempuan
dan laki-laki. Anak perempuan bernama Fang Deng, sedangkan anak laki-laki
bernama Fang Da.
Hari itu, Li Yuanni meletakkan kedua anaknya di tempat tidur
setelah mereka terlelap. Li Yuanni bersama Fang Daqiang keluar rumah sebentar
dan meninggalkan anaknya tidur, di mana tiba-tiba saja gempa bumi terjadi dan
menyebabkan apartemen mereka runtuh menimpa kedua anak mereka. Li Yuanni sontak
kaget dan berlari menuju apartemennya untuk menolong anak-anaknya. Namun, Fang
Daqiang mendahului Li Yuanni dan menariknya keluar yang menyebabkan Fang
Daqiang terkena reruntuhan dan meninggal.
Si ibu, Li Yuanni yang selamat mencari kedua anaknya. Beruntung
tim penyelamat berhasil menemukan kedua anaknya, namun naas, Fang Deng dan Fang
Da tertimpa lempeng beton yang sangat besar di bawah reruntuhan. Ajaibnya
mereka berdua masih hidup, namun posisi mereka membuat hanya salah satu dari
mereka yang bisa diselamatkan. Jika beton dianngkat untuk menyelamatkan Fang
Da, maka lempeng beton tersebut akan menimpa Fang Deng lebih dalam yang
membuatnya dapat tewas, begitu pula sebaliknya. Sekelompok tim penyelamat yang
akan menolong mereka meminta keputusan cepat dari Li Yuanni untuk memutuskan
siapakah di antara kedua anaknya yang harus diselamatkan. Kontan saja, Li
Yuanni shock dan tidak bisa memutuskan. Dia bersikukuh untuk menyelamatkan
keduanya, namun tim penyelamat menyatakan tidak mungkin. Saat waktu mulai
kritis dan tim penyelamat sudah kehilangan kesabaran menunggu keputusan Li
Yuanni, secara spontan Li Yuanni memohon agar mereka menyelamatkan Fang Da,
putra lelakinya. “Selamatkan putraku” begitu ujarnya. Tak disangka, Fang Deng
yang masih hidup mendengar ibunya berkata demikian dari balik reruntuhan. Fang
Deng pun mengira bahwa ibunya lebih mencintai adiknya dan dia pun menangis.
Selanjutnya tim penyelamat segera mengangkat beton di sisi Fang Da dan menyelamatkannya.
Fang Da kehilangan salah satu tangan akibat kejadian tersebut.
Setelah Fang Da diangkat, Fang Deng segera dikeluarkan dari
reruntuhan. Mereka menganggap Fang Deng telah tewas karena tidak bergerak, hal
yang tidak mereka ketahui adalah ajaibnya Fang Deng ternyata hanya pingsan. Li
Yuanni lalu menggendong dan menangis meminta maaf pada Fang Deng dan meletakkan
Fang Deng agar mayatnya dapat diangkut oleh tim penyelamat. Selanjutnya, Li
Yuanni membawa Fang Da dengan wajah kosong karena sedih. Kejadian ini
telah merubah dirinya selamanya.
Tidak berapa lama, mayat-mayat yang bertebaran segera dievakuasi
oleh tim penyelamat. Di Antara gelimangan mayat-mayat itu, tiba-tiba, Fang Deng
tersadar dan mendapati dirinya berada di antara mayat. Fang Deng bingung dan mencari-cari
orang yang dia kenal dan mondar mandir hingga akhirnya ditemukan oleh seorang
tentara yang membawanya ke kamp.
Pada akhirnya Fang Deng diadopsi oleh pasangan yang keduanya
berprofesi dalam bidang militer dan telah kehilangan seorang putri. Pasangan
itu bernama Wang Deqing (ayah angkat) dan Dong Guilan (Ibu angkat). Mereka
sangat antusias menerima Fang Deng sebagai pelipur lara mereka karena sudah
tidak punya anak. Pada akhirnya Fang Deng berubah nama menjadi Wang Deng. Ayah
angkat Wang Deng sangat menyayangi Wang Deng seperti putrinya sendiri, namun
sang istri tentara bersikap agak galak terhadap Wang Deng, meski demikian Wang
Deng tetap bersikap penurut pada orang tua angkatnya. Wang Deng bersikap
sangat pendiam karena masih menyimpan traumatis terutama akibat kata-kata Li
Yuanni, ibu kandungnya. Dia sering mendapatkan mimpi buruk ditinggalkan oleh
keluarga kandungnya. Di sinilah, Wang Deqing selalu setia menghibur dan
menenangkannya.
Pasca gempa bumi tersebut, mertua Li Yuanni datang dari luar kota
untuk meminta, tepatnya memaksa Li Yuanni agar menyerahkan Fang Da untuk mereka
rawat di luar kota. Hal ini membuat Li Yuanni sangat sedih dan membuatnya
merasakan kehilangan yang sempurna. Adegan yang sangat emosional, saat Li
Yuanni mengantar Fang Da ke terminal untuk mengucapkan selamat tinggal. Sumpah
saya jadi teringat kejadian yang mirip dengan hal itu pada masa kecil saya,
karena itulah saya tidak tahan untuk menangis. Setelah bus yang dinaiki Fang Da
berjalan bersama dengan mertua Li Yuanni, Li Yuanni berdiri termangu dengan
wajah sedih menatap bus yang membawa putranya menjauhi dirinya. Saya makin Bombay-ties
aja. Melihat hal tersebut, mertua Li Yuanni tidak tega juga dan akhirnya
menurunkan Fang Da. Li Yuanni pun sontak dengan emosional berlari untuk
menyambut putranya. Sedihhh…
Setelah itu, Fang Da dan Li Yuanni menjalani kehidupan baru yang
penuh dengan rasa sepi dan sedih, terutama bagi Li Yuanni. Kehilangan suami dan
anak perempuannya dengan cara yang menyedihkan menimbulkan kesedihan yang
mendalam padanya. Li Yuanni selalu bekerja keras dan tidak pernah
bersenang-senang. Dia merasa bersalah jika dirinya bersenang-senang. Dia bahkan
tidak berencana untuk menikah lagi karena dia hanya mencintai almarhum suaminya
yang rela berkorban untuknya. Uang hasil kerja keras Li Yuanni digunakan untuk
sekolah Fang Da.
Di tempat lain, sepuluh tahun kemudian, Wang Deng yang telah
remaja melanjutkan studi ke kedokteran yang mengharuskannya tinggal di asrama.
Di sana dia berkenalan dengan seorang pemuda bernama Yang Zhi. Mereka memiliki
hubungan yang serius.
Menginjak semester tiga, Dong Guilan sakit dan dalam kondisi
kritis. Wang Deng pun akhirnya pulang dan menemai ibu angkatnya tersebut hingga
Dong Guilan dijemput ajal. Sebelum meninggal, Dong Guilan mengatakan, meski dia
galak, namun sebenarnya dia menyayangi Wang Deng. Dong Guilan memberikan uang
simpanannya kepada Wang Deng sebagai biaya untuk mencari keluarga kandungnya.
Setelah kembali ke asrama, Wang Deng menemukan dirinya hamil dan
diapun memberitahu Zhing Yi. Namun ternyata Zhing Yi tidak mau bertanggung
jawab dan memaksa Wang Deng untuk menggugurkan kandungannya. Wang Deng yang
memilih untuk mempertahankan kandungannya memilih drop out dari kuliah dan
pergi ke Kanada. Di sana dia melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Dian Dian.
Di sana dia membesarkan sendiri dan berusaha hidup Mandiri. Wang Deng menjalani
kehidupan yang sederhana selama empat tahun di Kanada dan tidak pernah
menghubungi Wang Deqing, ayah angkatnya. Wang Deqing yang sangat mencemaskan
Wang Deng sangat menderita karena kehilangan kontak dengan putrinya.
Kehidupan Fang Da dan ibunya juga penuh dengan perjuangan. Karena
tangannya cacat, Fang Da tidak berniat sekolah dan sempat membuat Li Yuanni
kecewa. Fang Da lebih senang untuk mengantar jemput orang daripada melanjutkan
sekolah. Pada akhirnya, Fang Da meninggalkan ibunya untuk mengadu nasib di
Hazhou. Kesedihan Li Yuanni semakin bertambah karena kini dia hidup sendiri,
meski demkian dia menguatkan dirinya demi masa depan Fang Da. Pada akhirnya,
Fang Da menjadi pengusaha travel yang sukses dan menikah dengan seorang gadis
cantik. Tidak lama, Fang Da memiliki anak laki-laki yang secara kebetulan
dinamakan Dian Dian. Episode yang sangat emosional terjadi kala Fang Da memaksa
istrinya meninggalkan anaknya yang masih bayi untuk diasuh oleh Li Yuanni.
Istri Fang Da yang tidak setuju anaknya dirawat oleh mertuanya memberontak,
namun akhirnya berhasil dipaksa oleh Fang Da. Sebelum istri Fang Da pamit untuk
kembali ke Hazhou, dia menatap anaknya lekat-lekat sambil menangis. Kembali
saya teringat, perpisahan saya dengan Syauqi yang saat itu masih bayi. Saya
jadi emosional….
Di tempat lain di Kanada. Akhirnya setelah empat tahun tidak
pulang, Wang Deng pulang ke China untuk menemui Wang Deqing. Wang Deqing
terharu dan sangat gembira, terlebih mengetahui kalau dia sudah punya cucu.
Pada saat tahun baru, Wang Deng memberi tahu ayahnya bahwa dia sudah menikah
dengan pria asing dan akan berimigrasi ke Kanada.
Tahun 2008, di Kanada, Wang Deng melihat berita di televisi yang
menyiarkan terjadinya gempa di Sichuan, China. Wang Deng teringat dengan
kenangan gempa Tangshan yang dia alami. Atas ijin suaminya, akhirnya Wang Deng
mendaftarkan diri sebagai sukarelawan untuk membantu korban bencana. Hal yang
tidak dia sangka adalah, adiknya Fang Da juga melakukan hal serupa. Saat waktu
istirahat, Wang Deng dan Fang Da berada di lokasi yang berdekatan. Secara
kebetulan, Wang Deng sedang bercerita kepada salah seorang temannya tentang
gempa Tanshang tahun 1976 yang dia alami. Hal ini membuat Wang Deng sadar bahwa
dia sedang bersama adiknya.
Wang Deng memutuskan untuk bertemu ibunya sambil diantar Fang Da.
Wang Deng sempat menyesal tentang perasaannya terhadap Fang Da selama ini. Saat
Wang Deng tiba di rumah, Li Yuanni bersujud di depan Wang Deng dan meminta maaf.
Li Yuanni bertanya, mengapa selama 32 tahun Wang Deng tidak mencari atau
mengabarinya. Li Yuanni menangis dan memeluk Wang Deng. Selanjutnya, mereka
berdua berbagi cerita. Wang Deng mengatakan bahwa dia telah memiliki seorang
putri berusia 18 tahun yang sedang berkuliah bernama Dian dian. Li Yuanni kaget
bahwa kedua cucunya memiliki nama yang sama.
Esok harinya, Li Yuanni sekeluarga mengunjungi makam suaminya. Di
dekat makam itu terdapat tanda makam Wang Deng yang di depannya merupakan
rongga yang dapat dibuka. Wang Deng melihat barang-barang yang dikirimkan
ibunya selama bertahun-tahun seperti tas, peralatan sekolah, buku-buku, dsb.
Fang Da menjelaskan bahwa ibunya selalu membelikan barang yang sama untuk Fang
Da dan Wang Deng. Wang Deng akhirnya sadar, bahwa dia telah salah paham
terhadap ibunya. Wang Deng pun menangis dan meminta maaf terhadap ibunya.
Saturday, 23 November 2013
Tiramisu
![]() |
delicious casual tiramisu |
Kalori total : 2600 kal
Kalori per sajian : 325 kal
Awalnya bikin tiramisu, karena aku menemukan keju mascarpone
yang ada label halalnya, merk Yummy, wuihh senengnya bukan main, secara di
Balikpapan cukup susah menemukan bahan kue yang aneh-aneh (terutama produk
dairy) dan ada label halalnya lagi (jadi teringat pengalaman mencari sour cream
ga nemu2). Sebagai info, produk Yummy juga menyediakan sour cream (yang langka
itu), cream cheese, dan yoghurt low fat dengan label halal. Seneng banget deh
pokoknya kayak nemu emas ^__^.
Resep tiramisu yang kubuat ini mencomot dari sini, yang
resep aslinya (untuk sponge cake) dari Mbak Ricke (again) di sini, dan resep
tiamisunya dari NCC di sini. Kelihatannya emang ribet, tapi percayalah,
hasilnya lezat banget, gak nyesel deh, kecuali lagi diet ketat seperti aku yang
terpaksa harus menggigit seujung kuku aja hiksss…
Karena aku sedang tidak punya stock biscuit jari / lady
finger, jadi untuk penggantinya aku pakai sponge cake cokelat resep dari Mbak
Ricke, dan untuk polesan krim aku pakai resep NCC (njiplak dari sumbernya).
![]() |
Berantakan tapi lezaatt |
Resep Sponge Cake
Cokelat (Pengganti Lady Finger)
Bahan :
4 butir telur (ukuran sedang)
60 gr gula halus
1 sdt emulsifier
½ sdt vanilla pasta
55 gr tepung terigu protein sedang
15 gr cokelat bubuk
10 gr tepung maizena
1 sdm susu bubuk full cream
50 gram butter
35 Dark Cooking Cocholate (DCC) cincang
1 sdt pasta cokelat (optional)
Cara Membuat
1.
Sediakan Loyang diameter 20 cm (aku memakai
Loyang loaf 20 x 10 x 7), olesi butter / margarine dan alasi dengan kertas roti
2.
Panaskan oven 180oC.
3.
Lelehkan DCC dengan cara ditim atau dimasukkan
microwave bersama dengan butter / margarine. Sisihkan.
4.
Campur dan ayak tepung terigu, cokelat bubuk,
tepung maizena dan susu bubuk. Sisihkan.
5.
Kocok dengan mixer kecepatan tinggi : gula
halus, telur, emulsifier dan vanilla hingga kental berjejak.
6.
Tambahkan dengan bahan kering (no.2) dan kocok
dengan mixer kecepatan rendah hingga tercampur rata atau aduk dengan teknik
aduk balik menggunakan spatula.
7.
Matikan mixer.
8.
Tambahkan lelehan DCC + butter dan pasta
cokelat, lalu aduk dengan spatula dengan menggunakan teknik aduk balik hingga
rata.
9.
Tuang adonan ke dalam Loyang dan panggang selama
lebih kurang 25 menit, atau hingga matang (tes dengan tes tusuk).
10.
Jika telah matang, keluarkan cake dari oven dan
biarkan dingin di suhu ruangan. Lalu lepaskan dari cetakan.
11.
Masukkan dalam kulkas agar keras dan memudahkan
pemotongan. Selanjutnya cake dibelah menjadi 3 bagian. Sisihkan.
Untuk membuat tiramisu, sebaiknya anda mempunyai Loyang
bongkar pasang atau mika yang dibentuk cetakan (tanpa dasar) jika nantinya cake
akan ditampilkan seperti cake potong. Atau bisa juga menggunakan wadah seperti
pinggan dengan penyajian ala puding. Bisa juga digunakan wadah gelas / mika
mini sehingga tiramisu dicetak dalam ukuran kecil yang cantik. Untuk kasusku,
kebetulan karena aku tidak punya Loyang bongkar pasang, jadinya menggunakan
cara darurat, makanya kuenya agak berantakan.
Resep Tiramisu :
Bahan :
125 gr keju mascarpone, kocok atau aduk agar pecah dan
hancur.
150 ml whipped cream
50 gr gula bubuk
½ sdt essence vanili
2 butir kuning telur
15 gr gula kastor
2 sdm kopi instant, cairkan dengan 100 ml air hangat dan 1
sdm gula pasir
Sponge cake yang telah dibuat sebelumya, dibelah menjadi 3
bagian.
Garnish :
Butter cream / whipped cream kocok
Cokelat bubuk
Cokelat serut
Cara Membuat :
- Kocok Macarphone agar tidak menggumpal, sisihkan
Campur whipped cream dengan gula bubuk dan kocok
hingga kental dan kaku. Masukkan kulkas agar tidak meleleh.
![]() |
Cream merk Anchor telah berlabel halal |
![]() |
Masukkan kocokan krim ke dalam kulkas agar tidak meleleh |
- Kocok kuning telur, gula kastor / pasir, dan vanilla
hingga tercampur rata, lalu lanjutkan dengan mengocoknya di atas panci yang
berisi air yang sedang mendidih (mengocok dengan tim). Kocok dengan cepat,
hingga warnanya pucat atau hangat. Pengocokan harus cepat, karena jika tidak
maka telur akan menggumpal dan mirip telur orak arik.
![]() | |
Kocok telur dan gula hingga tercampur rata, lalu kocok dengan cara di tim di atas panci berisi air yang mendidih |
Setelah kocokan telur hangat dan pucat, angkat
dari atas air mendidih, dan lanjutkan mengocok hingga telur mendingin.
Sisihkan.
![]() |
Telur pucat dan kental |
- Keluarkan campuran whipped krim kocok dari kulkas
dan aduk dengan keju mascarpone hingga rata.
Lalu masukkan kocokan kuning telur dan aduk
hingga rata.
![]() |
Masukkan mascarpone ke dalam krim |
![]() | |
Aduk rata |
![]() |
Masukkan kuning telur |
![]() |
Aduk rata |
![]() |
Ready |
- Cara menyajikan / menyusun :
Siapkan Loyang bongkar pasang / wadah kaca
atau mika mini untuk tempat tiramisu. Kebetulan saya belum punya loyang bongkar pasang, jadi saya gunakan cara darurat dengan melapisi loyang loaf dengan kertas minyak yang saya tekuk supaya tebal dan menyisakan tepi yang cukup banyak agar mudah diangkat.
Tata 1 buah sponge cake di dasar Loyang, atau sesuaikan dengan bentuk wadah.
![]() |
Potongan sponge cake dari kulkas sebagai pengganti lady finger |
![]() |
Tata 1 lembar cake atau lady finger di dasar oyang |
Oles dengan cairan kopi hingga basah. Semakin banyak kopinya semakin asyik.
Kalau perlu cairan kopinya juga bisa ditambah.
![]() |
Oles-oles yang banyak, sedikit disiram juga boleh kalo emang pecinta kopi |
Semprotkan / sendokin krim mascarpone di
atas cake. Ratakan.
Tumpuk lagi dengan cake di layer atasnya,
dan olesi dengan kopi hingga basah.
Beri krim mascarpone, dst.
Krim mascarpone bisa juga disisakan untuk
topping, jika malas membuat krim kocok seperti saya. Lalu taburi dengan cokelat
bubuk dan hias dengan cokelat serut. Masukkan ke dalam kulkas minimal 4 jam.
![]() |
Taburi cokelat bubuk |
![]() |
Masukkan kulkas minimal 4 jam |
Enjoy…..
Subscribe to:
Posts (Atom)