Monday 18 August 2014

Novel: Beautiful Disaster



Hufff....akhirnya kelar juga membaca Novel Jamie McGuire ini, versi sudut pandang Abby sebagai orang pertama: Beautiful Disaster. So sweet and hot. Meskipun dalam bahasa inggris, novel 416 halaman ini ringan dan tidak sulit diikuti. Rating penilaianku pada buku ini 4 dari 5. Sebenarnya Rating yang kuberikan bisa lebih tinggi lagi seandainya akhir dari buku ini tidak mirip Harlequin (hihihi) dan seandainya konflik orang ketiga bisa diperpanjang lagi. Tapi terlepas dari semua pendapatku, tetap saja novel romance ini keren dan seru. Apalagi menulis itu sama sekali gak gampang menurutku. Salut buat Mrs. McGuire.

Sebagai catatan, buku ini penuh kata2 umpatan, jadi yang nggak biasa yah mungkin sedikit terganggu. Anyway, kalau saya pribadi cukup menikmatinya.

Cerita awal menggambarkan kronologis pertemuan Abby dan Travis pertama kali, saat Abby dan sobatnya, America, menyaksikan pertarungan liar kampusnya. Suasana yang penuh sesak dan kacau akhirnya semakin gila saat nama Travis diumumkan. 
"Our next fighter doesn't need an introduce, but because he scares the shit outta me, i'll give him one anyway! Shake in your boots, boys, and drop your panties, ladies! I give you: Travis "Mad Dog" Maddox!"
Akhirnya Travis muncul dan terjadilah pertarungan seperti yang digambarkan bukunya. Abby penasaran pengen tahu seperti apa sosok petarung di depan penonton. Akhirnya dia beringsut maju penuh perjuangan menuju ke depan pertarungan. Abby akhirnya menyaksikan pertaruangan berdarah yang membuat musuh Travis jatuh. Darah musuh mengenai wajah dan bajunya. 

Akhirnya Abby melihat sepasang sepatu boot di depannya dan pandangannya perlahan naik. Celana jeans yang bernoda darah, satu set otot terpahat sempurna dan telanjang, dada bertato yang bermandi keringat, dan akhirnya, sepasang mata cokelat yang hangat.

Hampir saja Abby tersuruk ke depan oleh penonton yang menggila seandainya saja Travis tidak menangkapnya. "Hey! Back up off her!" Travis frowned, shoving anyone who came near me. Akhirnya Travis tersenyum dan menawarkan handuk pada Abby, sambil berkata "Sorry about that, Pigeon." Sejak saat itulah, Travis selalu memanggil Abby dengan sebutan Pigeon.

Kisah berlanjut dengan Abby dan America yang menumpang tinggal di apartemen Shepley (pacar America) dan Travis, karena pemanas air apartemen Abby yang rusak. Hubungan pun dimulai. Travis dan Abby melalui hari-hari mereka yang seru. Travis yang brutal, tapi pada saat bersamaan sangat menghormati dan lembut terhadap Abby, bertindak seperti seorang kakak dan sahabat. 

Abby sendiri meskipun sering terenyuh dengan sikap Travis yang baik dan berlebihan padanya, tetap menganggap Travis adalah sosok yang paling dia hindari untuk menjadi pasangan, mengingat Travis selalu membawa wanita yang berbeda-beda di apartemennya, bertato, dan mempunyai reputasi menakutkan di sekolah. Meski demikian, Abby akan membela Travis jika ada yang menjelekkan Travis. Hal ini membuat Travis terkejut. Agar hubungan mereka tetap "sehat" Abby dan Travis sepakat, mereka hanya teman.

Meskipun hanya teman, Travis tidak segan menunjukkan perhatiannya pada Abby. Ah sweet banget pokoknya.

Episode orang ketiga. Parker Hayes, yang tampan, tipe Abby banget, kaya, pintar dan berniat melanjutkan di Harvard, tergila-gila pada Abby. Yah, meskipun dia baik, tapi aku kasihan pada Travis yang untuk pertama kalinya seolah tidak berdaya melihat Abby dan Parker pacaran di depan matanya. Aku sempat frustasi juga membaca bab-bab tentang kisah Abby dan Parker.Meskipun begitu, aku geli melihat Travis yang cemburu berat saat Parker dan Abby kencan. "America dan Shepley melambaikan tangan padaku dan Parker saat kami akan berangkat kencan malam itu. dan Travis... dia tidak meghiraukan kami sama sekali. Matanya tetap di televisi..."

Halaman 117, saat Travis mengganggu pacaran Abby dan Parker. Travis akhirnya bertengkar dengan Abby. Namun ada hal yang tidak terduga. Travis mengganggu mereka pacaran karena khawatir jika Abby akan tidur dengan Parker. "If you sleep with him, i don't wanna know about it. I'll go to prison for a long time if I found out he....just don't tell me." 

Kontan saja Abby marah karena ternyata dia tidak berpikir sejauh itu, dan kejutannya adalah saat Abby berkata "I haven't....ugh! Never mind." Abby berjalan menjauh, tapi Travis menggenggam lengan Abby dengan pandangan berputar-putar di wajahnya. "You haven't what?" Abby tidak menjawab yang akhirnya membuat Travis bisa menyimpulkan dengan kaget, "You're a virgin?" Ga cuma Travis yang malam itu seneng banget senyam senyum begitu tahu Abby masih virgin, aku juga seneng, hahahaha.

Akhirnya tiba di saat yang menyedihkan (halaman 168) sekaligus melegakan (halaman 170-171) saat Abby dan Travis harus berpisah karena Abby harus kembali ke tempat tinggalnya di Morgan Hall. Aku bacanya sedih juga, merasakan apa yang dirasakan Travis saat dia harus melihat Abby di malam terakhir itu. Travis merasa tidak akan bertemu lagi dengan Abby. "You'll be dating Parker, we're going to get bussy.... go in different direction." Hmm tapi di sinilah segala yang pertama bagi Abby. Di sinilah akhirnya, oh akhirnya, ciuman pertama Abby dan Travis. Sial aku harus melalui 168 halaman yang menyiksa hanya untuk memastikan Abby akan jadi milik Travis!

Tapi tetep saja, hubungan sama Parker berlanjut dan frustasiku tetep berlanjut juga. Tapi halaman 195 something sweet happened! Akhirnya, Abby memutuskan hubungan dengan Parker dengan cara yang aku suka banget. 

Hubungan Travis dan Abby yang love-hate relationship seru banget. Sikap Travis meskipun cemburuan dan posesif, tapi lembut juga lucu meski kadang aku jengkel juga dengan sikap kasarnya. Pada akhirnya 416 halaman selesai sudah. Yang jelas buku ini recommended buat yang suka cerita cinta muda, modern, dan tentunya seru. Bagi yang membeci kalimat2 umpatan dan beberapa adegan kasar, buku ini kayaknya kurang cocok.

Gara-gara buku ini, aku jadi penasaran dengan versi sudut pandang cowok (Travis) dalam Walking Disaster. Hmmm kayaknya musti segera diburu nih...

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.